Tari tor tor adalah salah satu tarian tradisional yang dikenal dalam budaya masyarakat Batak, Sumatera Utara sejak lama. Diperkirakan pada awalnya tarian ini hanya dikenal sebagian masyarakat Batak yang meliputi daerah sekitar Humbang Hasundutan, Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan Samosir. Adapun karena keunikan dan nilai filosofis yang dikandungnya, tari tor tor kini telah dikenal bahkan hingga ke mancanegara. Berikut ini kami akan membahas keunikan-keunikan tarian ini lengkap dengan sejarah asal usul, makna filosofis, ragam gerakan, setting panggung, serta informasi terkait lainnya.

Tari Tor Tor

Sejarah tari tor tor diperkirakan telah ada sejak zaman batak purba. Di masa itu, tarian ini digunakan sebagai tari persembahan bagi roh leluhur. Penggunaan properti berupa patung yang dibuat dari batu merupakan ciri khas utama dari pertunjukan tari tor tor pada masa silam. Patung batu tersebut dapat bergerak dan menari seiring bunyi tetabuhan musik setelah dimasuki oleh roh nenek moyang.

1. Tema dan Makna Filosofi

Untuk saat ini, penggunaan tari tor tor sebagai sarana ritual keagamaan telah beralih fungsi. Tari tor tor saat ini lebih cenderung berfungsi sebagai sarana hiburan sekaligus media komunikasi antar sesama warga. Oleh karena fungsi tersebut, tari tor tor dibagi ke dalam 3 peruntukan, yaitu tor tor pangurason, tor tor sipitu cawan, dan tor tor tunggal panaluan.

  1. Tor Tor Pangurason (pembersihan) adalah tari tor tor yang dilaksanakan sebelum pesta besar sebagai saran pembersihan dan permohonan agar pesta dapat berjalan tanpa aral dan rintangan. 
  2. Tor Tor Sipitu Cawan (Tujuh Cawan) adalah tari tor tor yang dipentaskan dalam acara penobatan raja Batak. Jenis tari tor tor ini merupakan sendratari yang mengisahkan turunnya 7 putri kahyangan ke Gunung Pusuk Bukhit untuk mandi.
  3. Tor Tor Tunggal Panaluan adalah tari tor tor yang dipentaskan para dukun dalam upacara ritual yang digelar setelah sebuah desa terkena musibah. Jenis tor tor ini merupakan sarana permohonan petunjuk atas musibah yang telah dihadapi.

2. Gerakan Tari Tor Tor

Gerakan tari tor tor sangatlah sederhana. Tak heran jika kemudian banyak orang yang pertama kali mencobanya akan langsung bisa memainkannya. Gerakan tari tor tor terbatas pada gerakan tangan yang melambai naik turun secara bersamaan dan gerak hentak kaki yang mengikuti iringan musik mangondangi.

Yang perlu dicatat, dalam menari tari tor tor seorang penari tidak diperkenankan mengangkat kedua tangannya melebihi bahu. Jika hal itu dilanggar diyakini penari tersebut akan memperoleh kesialan.

3. Iringan Tari

Pertunjukan tari tor tor diiringi dengan tetabuhan seperangkat alat musik tradisional Sumatera Utara yang bernama Mangondangi. Mangondangi terdiri dari 9 buah gondang, tagading, terompet khas batak, suling, sarune kalee, hesek, odap gordang, ogung, doal, oloan, dan panggora. Semua alat musik ini dimainkan senada seirama seperti paduan sebuah orkestra.

4. Setting Panggung

Setting panggung sejatinya menjadi unsur yang tidak terlalu diperhatikan dalam tarian ini. Fungsi tari tor tor yang menjadi tari pergaulan membuatnya tidak membutuhkan panggung dan segala kelengkapannya. Para penari bebas bergabung dan menari pada sebuah halaman yang luas, tanpa dibatasi aturan kecuali dalam hal busana.

Gerakan Tari Saman Asal Aceh
Gerakan Tari Piring Asal Sumatera Barat
Gerakan Tari Kecak Asal Bali

5. Tata Rias dan Tata Busana

Busana yang dikenakan para penari harus mengikuti aturan khusus. Baik pria maupun wanita wajib mengenakan kain ulos alias kain tenun khas Batak di bagian kepala serta di bagian bahu. Motif kainnya sendiri bebas, asalkan sesuai dengan tema pesta yang diangkat pada gelaran tarian tersebut.

6. Properti Tari

Pada tari tor tor yang dimaknai dalam kegiatan ritual keagamaan, patung batu menjadi satu properti wajib yang harus ada dalam tarian ini. sementara pada tari tor tor yang dimaknai sebagai sarana hiburan, penari sama sekali tidak mengenakan properti apapun.

Nah, itulah sedikit ulasan yang mungkin dapat menggambarkan keunikan tari tor tor khas masyarakat Batak. Tari tor tor hingga kini masih tetap lestari, terlebih masyarakat Batak dimanapun berada selalu menggelar tarian ini ketika ada pesta atau acara keluarga. Semoga dengan mengenal sejarah asal usul kemunculannya serta beberapa unsur dari tarian ini kita akan semakin memahami tentang khas dan uniknya budaya Batak di Nusantara. Salam.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment