1. Terbentuknya Uni Soviet

Lenin

Meletusnya Revolusi Rusia atau Revolusi Oktober pada tanggal 25 Oktober 1917 merupakan awal dari terbentuknya Uni Soviet. Revolusi Rusia merupakan puncak kekecewaan warga negara Rusia atas pemerintahan Tsar Nicholas II yang dianggap korup dan sewenang – wenang. Selain itu, revolusi ini juga dilatarbelakangi kaum Bolshevik atas keterlibatan Rusia dalam Perang Dunia I. Kaum Bolshevik dipimpin oleh seorang Marxis bernama Vladimir Ilyich Lenin (1870-1924). Ekspansi wilayah dilakukan Lenin sejak ia mengambil alih tangkup kepemimpinan Rusia. Pada tanggal 30 Desember 1922, Lenin membentuk sebuah federasi bernama Uni Soviet. Federasi ini beranggotakan Rusia, Armenia, Azerbaijan, Belarusia, Estonia, Georgia, Kazakhstan, Kirghistan, Latvia, Lithuania, Moldovia, Tajikistan, Turkmenistan, Ukraina, dan Uzbekistan. Lenin menjadi pemimpin pertama Uni Soviet sampai ia wafat pada tahun 1924 dan digantikan oleh Joseph Stalin (1878-1953).

2. Uni Soviet Era Joseph Stalin

Stalin

Ketika Stalin naik menjadi pemimpin Uni Soviet ia menerapkan pengawasan secara total atas perekonomian Uni Soviet dengan mengendalikan aktivitas industri dan membangun sistem pertanian kolektif. Kebijakan ini mengalami kegagalan dan menyebabkan banyak rakyat mati kelaparan. Stalin juga mengendalikan kehidupan politik dan sosial Uni Soviet. Orang – orang yang menentang kebijakannya ditangkap dan dikirimkan ke kamp – kamp kerja paksa atau bahkan dieksekusi. Tokoh politik maupun militer yang berpengaruh pada era Lenin dilenyapkan. Pembersihan Massal (Great Purge) yang dilakukannya sejak 1937 terhadap lawan politiknya menjadi sejarah kelam Uni Soviet.

Pasca Perang Dunia II, Stalin berusaha membangun kembali ekonomi Uni Soviet yang hancur sambil menjalankan kebijakan lamanya, yaitu membangun industri berat dan kebijakan militeristik. Kepiawaiannya dalam berpolitik membentuknya menjadi seorang diktator yang mengantarkan Uni Soviet sebagai negara komunis terkuat. Stalin meninggal pada tahun 1953 dan digantikan Nikita Khrushchev.

3. Uni Soviet Era Khrushchev

Nikita Khrushchev

Joseph Stalin wafat pada tahun 1953 yang selanjutnya digantikan oleh Nikita Khrushchev (1894-1971) berdasarkan kongres ke-20 Partai Komunis yang diadakan pada tahun 1956. Ia mengganti kebijakan – kebijakan Stalin yang dianggap kejam. Proses politik ini disebut destalinisasi. Maksud dari proses ini adalah menghilangkan segala hal berbau Stalin dalam kehidupan berpolitik di Uni Soviet. Sebagai bagian dari proses destalinisasi, ada dua hal pokok yang dilakukan diantaranya :

  • Segala sesuatu yang dianggap sebagai kegagalan dan kesalahan, termasuk brutalitas dan kultus individu terhadap Stalin, disingkapkan dan dikecam secara publik
  • Doktrin Marxisme-Leninisme yang dikembangkan Stalin ditinjau ulang dalam upaya penyesuaian diri terhadap perkembangan sosio-politik, baik yang terjadi di luar negeri maupun di dalam negeri. Di dalam negeri misalnya, muncul generasi baru yang terdiri atas manajer, usahawan, dan cendekiawan. Sesuatu yang sebetulnya tidak dimungkinkan oleh sistem komunisme. Disisi lain, di luar negeri muncul perkembangan baru yang harus mendapat perhatian yaitu penemuan bom nuklir.

Khruschev berusaha meredam ketegangan dengan Barat. Ia mencetuskan beberapa gagasan yang sebenarnya menyimpang dari ajaran Karl Marx dan Stalin, diantaranya :

  • Mengemukakan bahwa perang dapat dihindari dan bukan lagi tak terelakkan
  • Membuka kemungkinan hidup berdampingan dengan negara lain yang berbeda sistem sosial politiknya atau suatu keadaan yang disebut peaceful co-existence

Meski demikian, persaingan dengan Barat masih ada seperti pada bidang penerbangan ruang angkasa dan senjata nuklir dengan Amerika. Pada perkembangannya, proses destalinisasi memberikan pengaruh yang besar kepada negara – negara komunis lain. Pemimpin Moskwa yang pada masa pemerintahan Stalin disegani terutama di Eropa Timur, perlahan – lahan luntur. Disisi lain mulai berkembang gagasan polisentrisme atau pusat komunisme tidak hanya terbatas pada satu tempat, Moskwa, melainkan berbagai negara komunis. Khruschev diturunkan dari jabatannya pada tahun 1964 setelah Krisis Rudal Kuba yang terjadi pada 1963. Krisis Rudal Kuba nyaris memicu perang nuklir dengan Amerika Serikat. Posisi Khruschev kemudian digantikan oleh Leonid Brezhnev, seorang pengagum Stalin. Pada masa pemerintahan Brezhnev, ia menghentikan proses destalinisasi dan memulihkan nama Stalin di panggung politik Uni Soviet.

4. Uni Soviet Era Leonid Brezhnev

Leonid Brezhnev

Pada tahun 1970, Brezhnev secara resmi menjadi pemimpin tunggal Uni Soviet. Setelah Stalin wafat, Uni Soviet sempat dipimpin secara bersama oleh Leonid Brezhnev sebagai Sekretaris Jenderal, Alexei Kosygin sebagai perdana Menteri, dan Nikolai Podgrny sebagai ketua presidium. Pada masa pemerintahan Brezhnev, Uni Soviet dan negara – negara Pakta Warsawa lainnya menginvasi Cekoslovakia guna mencegah meluasnya reformasi Musim Semi Praha.

Disisi lain, pengawasan politik terhadap masyarakat diperkuat. Meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat membuat Brezhnev memusatkan pengembangan pada bidang pertahanan dan angkatan bersenjata. Era Brezhnev juga dikenal sebagai “masa stagnasi”. Pasalnya, pengaturan ekonomi yang ketat serta birokrasi Soviet yang kaku merintangi inovasi dan pembaruan dalam segala bidang. Pada bidang politik luar negeri, Brezhnev mulai menggunakan politik détente (Prancis: relaksasi) dengan Barat guna meredakan ketegangan dengan Barat. Meski demikian, ia tetap mengembangkan pengaruh Uni Soviet dengan mendukung negara – negara berpaham komunisme, sosialisme dan anti Barat. Sebagai contoh dia mendukung Viet Cong dan Tentara Rakyat Vietnam dalam Perang Vietnam. Disisi lain, pada tahun 1980, Perang Soviet-Afganistan pecah. Dalam perang ini, Amerika Serikat mendukung para mujahidin Afganistan untuk berperang melawan Uni Soviet. Perang ini juga mengakhiri politik détente Brezhnev di Uni Soviet.

5. Uni Soviet Era Mikhail Gorbachev

Mikhail Gorbachev

Pada tahun 1982, Brezhnev wafat dan posisinya digantikan oleh Yuri Andropov dan Konstantin Chernenko. Namun, pada tahun 1984 Andropov wafat dan menyusul Chernenko pada tahun 1985. Setelah itu, politbiro mengangkat Mikail Gorbachev pada bulan Maret 1985 dan menjabat hingga 1991. Diangkatnya Gorbachev menandai lahirnya generasi dan tonggak kepemimpinan baru. Gorbachev memberi kebebasan bagi liberalisasi politik dan ekonomi, serta mengembangkan hubungan yang lebih baik dengan Barat.

Guna memperbaiki kondisi ekonomi di Uni Soviet, Gorbachev memperkenalkan dua model kebijakan, yaitu glasnost dan perestroika. Glasnost berarti keterbukaan politik dengan menghilangkan jejak – jejak Stalin, seperti pelarangan buku dan penyebaran polisi rahasia, serta memberi kebebasan baru bagi warga negara Uni Soviet. Para tahanan politik dibebaskan. Majalah dan surat kabar dapat mengkritik kebijakan pemerintahan. Selain itu, untuk pertama kalinya, partai – partai lain selain Partai Komunis dapat berpartisipasi dalam pemilihan umum.

Perestroika berarti restrukturisasi ekonomi yang dimaksudkan untuk menghidupkan perekonomian Uni Soviet. Gorbachev yakin dengan kebijakan perestroika, para swasta akan berlomba – lomba dalam inovasi dan diberi kelonggaran. Sebetulnya, sudah ada sedikit toleransi swasta untuk mengembangkan usahanya pada pemerintahan Lenin melalui kebijakan ekonomi baru (New Economic Policy/NEP). Pekerja diberi hak mogok untuk mendapatkan upah dan kondisi yang lebih baik. Disisi lain, Gorbachev juga mendorong investasi asing di Uni Soviet.

6. Bubarnya Uni Soviet
Usaha Gorbachev dalam merampingkan sistem komunisme membawa harapan baru. Namun, ketidakmampuan dalam mengendalikan kondisi politik jalannya pembaruan melahirkan serangkaian peristiwa yang bermuara pada bubarnya Uni Soviet. Glasnost dan perestroika yang awalnya ditujukan untuk pemulihan ekonomi malah memunculkan dampak – dampak yang tidak diinginkan. Ada beberapa faktor penyebab runtuhnya Uni Soviet, diantaranya :

  • Sistem marxisme-komunisme ternyata tidak memiliki pengawasan efektif terhadap bidang politik dan ekonomi
  • Marxisme-komunisme tidak memiliki kelenturan dalam berbagai perubahan
  • Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menuju desentralisasi telah memberi peluang kepada anggota negara – negara Uni Soviet untuk melepaskan diri
  • Sistem ekonomi baru yang diterapkan Gorbachev telah mengundang liberalisme dan kapitalisme yang sangat bertentangan dengan komunisme
  • Kaum buruh yang merupakan andalan dari marxisme-komunisme ternyata lebih memihak pada kapitalisme yang memberikan kebebasan untuk memilih sesuatu daripada sistem komunisme yang tidak mengakui hak individu

Dengan melihat faktor – faktor tersebut, bubarnya federasi Uni Soviet tinggal menunggu waktu. Pada akhir 1980-an, arus keterbukaan yang dilancarkan tidak bisa membendung tumbuhnya nasionalisme di negara – negara bagian yang menginginkan haknya untuk lepas dari Uni Soviet. Nasionalisme tersebut berusaha merubah tatanan dari komunisme menjadi demokrasi ala Barat. Akhirnya, satu persatu negara – negara bagian melepaskan diri dan mendirikan negara yang berdaulat. Hal tersebut dimungkinkan melalui Pasal 72 Konstitusi Uni Soviet yang berbunyi, “Negara bagian memiliki kebebasan untuk melepaskan diri.”

Dalam perkembangannya, reformasi yang dikeluarkan Gorbacev tidak berhasil memperbaiki perekonomian Uni Soviet. Kekuasaan Gorbachev semakin melemah dan sentimen anti komunis di negara – negara Baltik (Estonia, Latvia, dan Lithuania) semakin menguat. Pada tanggal 8 Desember 1991, Presiden RSFS Rusia, RSS Ukraina, dan RSS Belarusia menandatangani Perjanjian Belavezha yang menandakan pembubaran kesatuan (Uni) dan digantikan Persemakmuran Negara – negara Merdeka (CIS). Di tengah – tengah kondisi seperti ini muncul satu pertanyaan siapa yang berhak membubarkan Uni Soviet? Gorbachev meletakkan jabatannya sebagai Presiden Uni Soviet pada tanggal 25 Desember 1991 dan memberikan kekuasaannya kepada Boris Yeltsin. Pada tanggal 26 Desember 1991, Majelis Agung membubarkan diri dan sekaligus menandakan pembubaran atas Uni Soviet sebagai suatu federasi. Hal ini hanya terpaut empat hari sebelum hari jadinya yang ke 69.

Bagikan:

Leave a Comment