Sejarah Eropa Kuno diawali dengan munculnya peradaban Pulau Kreta. Pulau Kreta secara geografis terletak di selatan Yunani dengan pusat pemerintahan di Knossus. Selain kota Knossus juga terdapat kota – kota lain seperti Phaestos, Tylissos, dan Hanos. Letak Pulau Kreta sangat strategis yaitu berada diantara jalur pelayaran Mesir, Yunani dan Mesopotamia. Dari letaknya ini kemudian dimanfaatkan untuk kegiatan pelayaran dan perdagangan. Pulau Kreta juga menjadi jembatan benua Asia, Eropa dan Afrika. Sejarah Pulau Kreta dapat diketahui dari karya sastra berupa legenda dan mitologi karangan Homerus yang berjudul Illiad dan Odysseia. Homerus menceritakan Pulau Kreta yang indah permai, memiliki kurang lebih 90 kota. Uraian tersebut diperkuat oleh Sir Arthur Evans yang berasal dari Inggirs yang pertama kali melakukan penggalian pada tahun 1878 M. Melalui penggalian tersebut ditemukan bukti – bukti arkeologi mengenai kejayaan Pulau Kreta.

Kota – kota pada Pulau Kreta seperti Knossus dan Phaestos telah tertata dengan baik. Bangunan pada umumnya terbuat dari batu – bata dan sebagian bertingkat. Di Knossus ditemukan reruntuhan istana berbentuk labyrinth (rumah siput). Labyrinth berasal dari kata Labrys yang berarti tersesat. Bangunan istana labirin didesain sedemikian rupa untuk menyesatkan orang yang ingin mencuri dan menjarah dengan susunan – susunan kamar, ruangan dan lorong yang ruwet. Tujuan didirikannya istana labyrin adalah karena letak dari Pulau Kreta yang terbuka dan strategis sehingga menjadi incaran bangsa lain.

Masyarakat Pulau Kreta juga mengenal seni Lukis Fresko, seni porselin / gerabah, seni pahat pada gading atau media lain seperti logam. Peninggalan Pulau Kreta juga menghasilkan peralatan seperti alat pertukangan, sepatu, pengecoran logam dan lain – lain. Mereka juga mengenal tulisan yang disebut Minos. Nama Minos berasaldari nama seorang raja besar di Pulau Kreta, dan bahkan nama kebudayaan Pulau Kreta dinamakan Minoa. Meskipun ditemukan peninggalan berupa tulisan Pulau Kreta, namun hingga kini tulisan tersebut belum bisa dibaca dan sejarah Pulau Kreta belum bisa diungkap secara jelas.

Kejayaan Peradaban Pulau Kreta
Kebudayaan Kreta  mengalami masa kejayaan pada masa pemerintahan Raja Minos (periode Minoan) yang ditandai dengan dikuasainya Laut Aegean hingga Swedia dan mampu menyatukan daratan Eropa, Asia dan Afrika. Kerajaan Minos telah memanfaatkan letaknya yang strategis dengan mengembangkan armada laut. Armada laut Pulau Kreta merupakan armada laut pertama di dunia. Pencapaian armada maritim ini telah berhasil membina hubungan dagang dengan Mesir, Syria, Babylonia, Asia Kecil dan wilayah lain. 

Kehidupan di Pulau Kreta
Pulau Kreta pertama kali dihuni oleh orang – orang Minran dengan pemerintahan Minos. Peradaban Pulau Kreta mewariskan dasar – dasar dan aturan pemerintahan ke pemerintahan Yunani Kuno.Terdapat dua kota legendaris di Pulau Kreta yaitu Knossus dan Paestos. Peninggalan berupa makam, bekas benteng dan alat – alat kehidupan lain. Hal tersebut tercantum pada prasasti yang ada di makam raja – raja, Minran datang dari Balkan dan melalui laut hitam kemudian menyebrang ke Pulau Kreta. Ada juga yang menuju Pheloponesos yaitu yang menamakan diri mereka Arkhadia. Disisi lain ada juga yang bersal dari Balkan ke selatan kemudian menundukkan pemerintahan Minos serta membuka kota baru bernama Mycenae.

Agama
Agama Minoa dipercaya berasal dari kebudayaan Neolitikum yang selanjutnya digantikan bangsa Minoa. Terdapat sebuah ritual keagamaan yang dinamakan lompat banteng. Simbol keagamaan Minoa diantaranya matahari dan pohon. Adapula bukti yang menunjukkan Minoa melakukan pengorbanan manusia. Masyarakat Minos berkepercayaan Politeisme atau memuja banyak dewa berupa dewa – dewa dengan kekuatan – kekuatan alam. Dewa dalam kepercayaan Pulau Kreta tidak berfungsi sebagai pencipta malapetaka, melainkan pelindung dan pemberi berkah.

Seni

Pada kegiatan penggalian diwilayah Pulau Kreta menunjukkan adanya lukisan dinding, patung, dan tembikar. Tembikar menjadi barang dominan pada bangsa Minoa sejak kedatangan mereka di Kreta hingga masa Istana Baru, ketika akhirnya ditemukan teknologi tembikar guna standarisasi desain. Lukisan dinding di Pulau Kreta menunjukkan tema – tema natural dan keagamaan dengan gambar banteng dan ular yang sering muncul dari karya seni Minoa.

Masyarakat Minoa mengenal seni lukis Fresko, seni porselin atau gerabah, seni pahat pada gading atau media lain. Fresko merupakan teknik melukis di dinding dengan menampakkan pigmen pada plaster dinding yang baru dilapisi. Pigmen yang ditimpa pada plester basah akan melekat sangat kuat sehingga hasil karya ini dapat dinikmati selama berpuluh – puluh tahun. Adonan Fresko harus memiliki takaran yang tepat, sebab apabila terlalu basah maka akan menyebabkan munculnya jamur dan apabila terlalu kering maka pigmen tidak dapat menempel.

Kehidupan Perekonomian
Kegiatan perekonomian di Minoa bermacam – macam. Kegiatan pertanian di Minoa didominasi tumbuhan seperti gandum, anggur, zaitun, dan ara. Mereka beternak domba, kambing dan babi. Bangsa Minoa juga merupakan bangsa pedagang. Komoditas yang diperjualbelikan diantaranya seperti timah. Wilayah perdagangan bangsa Minoa meliputi Mesopotamia, Mesir dan Spanyol. Seiring munculnya besi yang menggantikan perunggu, perdagangan Minoapun runtuh.

Aksara dan Bahasa
Bangsa Minoa sudah mengenal tulisan yaitu huruf hieroglif yang digunakan sampai 1700 SM. Setelah itu berkembang sistem tulisan Linier A pada periode istana purba dan terus digunakan hingga masa istana baru. Linier A memiliki banyak simbol, masing masing melambangan satu suku kata, kata atau angka. Setelah penaklukan Mikenai, Linear A diganti Linear B. Hingga saat ini Linear A belum dapat diterjemahkan,

Runtuhnya Pulau Kreta
Keruntuhan Peradaban Pulau Kreta belum diketahui secara pasti. Menurut para ahli ada kemungkinan Pulau Kreta runtuh dikarenakan bencana alam. Sekitar abad 15 SM, Gunung Thera yang letaknya 100 km diutara Pulau Kreta meletus dan memuntahkan lava dan juga abu yang menyebabkan langit Pulau Kreta tertutup dan akibatnya mematikan berbagai tumbuh – tumbuhan. Selain dugaan adanya bencana alam, ada juga yang menduga adanya invasi dari bangsa pendatang yang berasal dari ras Indo Jerman yang berasal dari Asia Tengah yang bergerak ke Yunani kemudian menyebar ke Pulau Kreta. Dari letaknya, Pulau Kreta sangat rentan terhadap pengaruh Mesir dan Mesopotamia karena letaknya yang sangat dekat. Setelah peradaban Pulau Kret runtuh, mulailah berkembang peradaban Yunani di kota Mycena (salah satu daerah kekuasaan pemerintahan Pulau Kreta sebelumnya).

Bagikan:

Leave a Comment