A. Letak Geografis dan Sejarah Awal Mesopotamia
Mesopotamia terletak diantara dua sungai purba yaitu Sungai Tigris dan Eufrat. Hulu kedua sungai tersebut berasal dari dataran tinggi di Asia Kecil yang mengalir ke arah tenggara menuju hamparan terbuka. Kedua sungai tersebut saling berdekatan dan berjarak kurang dari 200 mil. Daerah di sekitar Sungai Tigris dan Eufrat sangat subur karena berasal dari tanah hasil endapan dari kedua sungai. Hal ini menyebabkan rakyat yang berada di sekitar kedua sungai ini hidup makmur dan sejahtera. Kesuburan di sekitar wilayah Sungai Eufrat dan Tigris membuat iri bangsa – bangsa lain yang tinggal di tepi – tepi lembah sungai. Timbullah konflik perebutan air irigasi di sekitar Sungai Tigris dan Eufrat. Bangsa yang pertama kali mencapai peradaban pertama di lembah Sungai Tigris dan Eufrat menamakan dirinya sebagai bangsa Sumeria. Adapun penduduk asli daerah Sungai Tigris dan Eufrat ditaklukkan, dijadikan budak dan tidak jarang dikawini pula. Bangsa Sumeria datang dari gurun dan pengunungan di luar Mesopotamia.

Pada awalnya mereka (bangsa pendatang) adalah para peternak yang hidup nomaden. Datang pula ke tempat tersebut bangsa Semit yang kemudian bercampur dengan bangsa Sumeria. Sebelum sampai ke lembah Sungai Tigris dan Eufrat, bangsa Semit sudah mengenal dasar – dasar kehidupan politik dan ekonomi pertanian. Sejarah Mesopotamia diyakini berkembang di wilayah lembah Sungai Tigris dan Eufrat oleh bangsa Sumeria yang dianggap sebagai peradaban tertua didunia. Bangsa Sumeria mendirikan kota – kota kuno yang terkenal diantaranya Ur, Ereck, Kish, dan lain – lain. Kedatangan bangsa pendatang di kawasan Mesopotamia yang bercorak imperialistik yaitu bangsa Akkadia yang dipimpin Sargon Agung ternyata melakukan penaklukan politis namun bukan penaklukan kultural.

Dalam berbagai hal, budaya Sumeria dan Akkadia berakulturasi sehingga era kepemimpinan keduanya sering disebut Jilid Sumer-Akkad. Campur tangan Sumeria dalam dunia perpolitikan Akkadia tidak dapat diremehkan. Ketika Akkadia terdesak oleh bangsa Gutti, bangsa Sumerlah yang mendukung Akkadia sehingga bangsa Akkadia masih tetap berkuasa di tanah antara dua sungai tersebut.

B. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Ekonomi
Pada dasarnya, yang disebut peradaban Mesopotamia adalah peradaban Sumeria itu sendiri. Dikatakan demikian karena peradaban Mesopotamia pada dasarnya dibentuk oleh bangsa Sumeria. Bangsa – bangsa pendatang Mesopotamia hanyalah meneruskan dan mengembangkan peradaban Sumeria. Pola ekonomi bangsa Sumeria lebih sederhana. Pemerintahan Sumeria memberikan kesempatan kepada usaha yang bersifat individual. Perdagangan dan industri tidak dimonopoli oleh pemerintahan. Hanya saja, orang – orang yang berstatus sebagai budak tidak diperkenankan mengembangkan ekonomi secara luas. Aktifitas ekonomi didominasi sektor pertanian karena tanahnya yang subur serta didukung tenaga yang terampil dan ahli.

Hasil pertanian diangkut menggunakan kendaraan beroda sehingga memungkinkan mobilisasi yang cepat terhadap hasil pertanian. Meskipun bangsa Sumeria lebih dominan pada sektor pertanian, tidak berarti sektor industri terabaikan.  Dengan kendaraan roda dua yang telah diciptakan mempermudah dalam hal impor bahan mentah yang didatangkan dari wilayah Utara, terutama dalam bidang manufaktur untuk diubah menjadi bahan jadi siap pakai dan kemudian diekspor ke daerah – daerah lain. Barang – barang yang terbuat dari logam mulia diproses orang – orang yang telah ahli di bidangnya. Para saudagar dan pelancong datang dari wilayah utara dan barat melalui daerah “bulan sabit subur” menuju wilayah Timur Mediterania dan Mesir, singgah di Mesopotamia untuk membawa produk – produk industri maupun pertanian bangsa Sumeria.

Bukti yang menunjukkan adanya hubungan antara Mesir dan Mesopotamia ditandai dengan adanya kesamaan budaya diantara keduanya. Yakni persamaan jenis senjata perang yang berbentuk bunga yang ditemukan dalam seni dekorasi. Bahkan penemuan terakhir menunjukkan adanya kontak antara Mesopotamia dan perdagangan di India. Diatas itu semua, bangsa Sumeria merupakan bangsa yang kuat dengan bisnis yang pragmatis. Kredit dan pinjaman diatur secara hati – hati. Segala perjanjian ditulis dan ditandatangani oleh saksi. Alat tukar sudah menggunakan logam mulia berupa emas dan perak.

C. Perkembangan Peradaban Mesopotamia dan Bidang Sosial

  1. Organisasi sosial masyarakat Mesopotamia terbagi menjadi dua golongan :
    • Golongan Pemerintah
      • Terdiri dari raja, ketua pendeta, ketua tentara dan orang – orang bangsawan
    • Rakyat
      • Terdiri dari rakyat bebas, petani, dan pedagang
      • Orang – orang tawanan perang
  2. Peran raja dalam sistem pemerintahan Mesopotamia
    • Pemimpin kerajaan atau pemerintahan dan dianggap sebagai tuhan atau wakil tuhan dan pemilik negara kota
    • Pemimpin militer
    • Pemimpin keagamaan
    • Berkuasa melantik para pembesar terutama ahli keluarga yang memegang jabatan di Zigurat
    • Berkuasa dalam bidang ekonomi, pengambilan pajak tanah, hasil pertanian dan perniagaan
    • Sebagai Tuhan pada masa zaman Raja Naramsin di Akkadia dengan gelar Raja Penjuru Alam
  3. Bangsa pendukung peradaban Mesoptamia
    • Bangsa Ubaid
      Bangsa Ubaid merupakan bangsa pertama yang tinggal di wilayah Mesopotamia. Bangsa ini bermata pencaharian petani. Mereka menanam biji – bijian dengan memanfaatkan air sungai sebagai irigasi pertanian dan didukung dengan tanah di sekitar Mesopotamia yang subur.
    • Bangsa Sumeria (+- 3000 SM)
      Bangsa Sumeria merupakan bangsa penerus dari Bangsa Ubaid yang telah punah. Bangsa ini bermata pencaharian petani dengan melanjutkan metode yang diperoleh dari Bangsa Ubaid. Namun, berbeda dengan Bangsa Ubaid, Bangsa Sumeria telah mengembangkan waduk – waduk guna mengantisipasi kekeringan pada masa kemarau. Bangsa Sumeria merupakan bangsa pertama yang mendiami wilayah Mesopotamia. Semula wilayah Mesopotamia adalah rawa – rawa. Setelah dikeringkan, daerah tersebut menjadi pemukiman yang dihuni oleh kelompok masyarakat yang teratur. Kota tertua pada peradaban Bangsa Sumeria adalah Kota Ur dan Sumer.

      Bangsa ini menganut kepercayaan politeisme atau percaya kepada banyak dewa. Dewa – dewa tersebut antara lain Uruk (dewa langit), Nippur (dewa bumi), dan Eridu (dewa air). Tempat memuja para dewa disebut Ziggurat. Bangsa Sumeria juga sudah mengenal tulisan yang dinamakan tulisan paku. Kebudayaan bangsa Sumeria berakhir pada tahun 2350 SM setelah diserang bangsa Akkadia dibawah pimpinan Sargon.

    • Bangsa Akkad (+-2350)
      Memasuki tahun 2800 SM, Mesopotamia dikuasai oleh bangsa Akkad yang berhasil mengalahkan bangsa Sumeria. Pemimpin dari bangsa Akkadia adalah Sargon. Bangsa Akkad memilih Agade sebagai ibu kotanya. Dari segi kebudayaan, bangsa Akkad meniru bangsa Sumer sehingga muncul kebudayaan Sumer Akkad dengan bahasa Semit. Bangsa Akkad memuja banyak dewa dan memiliki cerita kepahlawanan seperti tentang Adopa, Etana dan Gilgamesh.
    • Bangsa Babilonia (+- 1900 SM)
      Kerajaan Babilonia didirikan oleh bangsa Amorit. Kata Babilonia berasal dari kata babilu yang berarti “gerbang menuju Tuhan“. Babilon terletak kurang lebih 97 kilometer diselatan kota Baghdad yang sekarang, di tepi sungai Eufrat, Irak Selatan. Raja Babilonia yang terbesar adalah Hammurabi (1948 – 1905 SM). Raja Hammurabi terkenal sebagai pembuat undang – undang. Menurut kepercayaan, undang – undang di Babilonia berasal dari pemberian Dewa Marduk. Agar dapat dibaca oleh rakyt Babilonia, maka undang – undang tersebut dipahatkan pada tugu setinggi 8 kaki yang berada di tengah ibu kota. Inti dari hukum Hammurabi adalah pembalasan, seperti mata ganti mata, gigi ganti gigi. Penerapan hukum Hammurabi sangat keras diantaranya seperti ketika seorang mencuri dan tertangkap maka pencuri tersebut harus dibunuh dan dibakar dimana ia melakukan pencurian. Dengan demikian keteraturan dalam masyarakat Babilonia dapat tercapai.

      Setelah Hammurabi meninggal kira – kira 1900 SM, Babilonia ditaklukkan oleh bangsa Hattit yang berasal dari dataran tinggi di sebelah utara Mesopotamia. Pada masa pemerintahan raja Hammurabi, kerajaan Babilonia terbentang dari Teluk Persia hingga sebelah wilayah Turki sekarang dan dari Pegunungan Zagros di timur sampai Sungai Khabur di Siria. Namun, sepeninggal Hammurabi wilayah Babilonia terpecah dan akhirnya Babilonia (lama) dikalahkan oleh bangsa Hatti (Hattit). Selanjutnya, Mesopotamia dikuasai oleh bangsa Kassi (Kassit).

    • Bangsa Assyria (+- 1200)
      Bangsa Assyria termasuk dalam rumpun bangsa Semit. Mereka membangun kota Asshur dan Niniveh. Kota Niniveh merupakan ibu kota bangsa Assyria yang terletak di tepi Sungai Tigris. Bangsa Assyria mendapat gelar sebagai bangsa Roma dari Asia. Hal ini dikarenakan bangsa Assyria mampu memperluas wilayah di sekitarnya hingga membentuk imperium besar. Wilayah Assyria terbentang dari teluk Persia hingga Laut Tengah. Mereka sangat ditakuti oleh bangsa lain karena memiliki pasukan infantri, kavaleri dan tentara dengan kereta perangnya yang sangat kuat.

      Wilayah kerajaan Assyria terbagi menjadi beberapa provinsi dan setiap provinsi diperintah oleh gubernur yang bertanggung jawab terhadap raja. Untuk memperlancar hubungan antara ibu kota dan daerah, maka dibangunlah jalan raya. Selain kuat dalam bidang militer, bangsa Assyria juga mengembangkan bidang pendidikan. Salah seorang raja Assyria yang terkenal benama Assurbanipal. Pada masa pemerintahannya, ia meninggalkan 2.200 lempengan tanah liat yang tersimpan di perpustakan Niniveh. Lempengan (tablet – tablet) tersebut memuat tulisan mengenai masalah keagamaan, sastra, pengobatan, matematika, ilmu pengetahuan alam, kamus dan sejarah. Raja – raja yang pernah berkuasa diantaranya Raja Sargon I, Raja Sennacherib, dan Raja Assurbanipal. Lambat laun kerajaan Assyria semakin lemah. Hal tersebut diketahui oleh bangsa Chaldea yang berkembang di wilayah Mesopotamia Selatan (bekas kerajaan Babilonia Lama). Bangsa Chaldea menyerang bangsa Assyria pada tahun 612 SM. Ibu kota Niniveh berhasil dikuasai sehingga berakhirlah Kerajaan Assyria.

    • Bangsa Babilonia Baru
      Tampilnya suku bangsa Khaldea mengangkat kembali keperkasaan Babilonia yang sebelumnya pernah berjaya. Raja bangsa Khaldea yang terkenal adalah raja Nebukadnezar. Ia membangun kembali kota Babilonia dan kota yang dibangun tersebut dinamakan Babilonia Baru. Terdapat dua hal yang menarik dari kota Babilonia yaitu adanya menara Babel dan taman gantung. Menara Babel memiliki tinggi 90 meter yang berfungsi sebagai keindahan kota serta mercusuar bagi para pedagangan yang akan ke Babilonia. Hal kedua adalah taman gantung diatas bukit buatan. Tingginya mencapai 107 meter dengan bentuk  podium bertingkat yang ditanami pohon, rumput dan bunga – bungaan. Terdapat air terjun buatan yang berasal dari air sungai Eufrat yang dialirkan ke puncak bukit lalu mengalir melalui saluran buatan. Jika dilihat dari jauh taman tersebut terlihat seolah – olah menggantung.

      Pada bidang pengetahuan bangsa Khaldea telah mengembangkan pengetahuan astronomi dan astrologi. Mereka mempercayai bahwa masa depan dapat diketahui dengan cara mempelajari rasi bintang. Selain meramal nasib seseorang juga ramalan tentang gerhana. Pembagian waktu pada bangsa Babilonia dibagi menjadi tujuh hari, satu hari ke dalam 12 jam ganda (1/2 hari siang/terang dan 1/2 hari malam/gelap). Penghitungannya menggunakan jam air (water clock) dan jam matahari (sundial).

      Catatan penting pada masa pemerintahan Nebukadnezar adalah penaklukan Kerajaan Yudea dan Palestina. Ibukota Yerusalem direbut, istana raja Sulaiman dibakar dan tanah Yudea dijarah. Bangsa Israel termasuk para pemimpinnya diangkut dari negerinya dan dijadikan budak dan tawanan. Peristiwa tersebut dikenal dengan pembuangan Babilon dari tahun 586-550 SM yang sangat membekas bagi bangsa Israel. Sepeninggal Nebukadnezar pada tanggal 539 SM, Babilonia Baru ditaklukkan oleh bangsa Persia.

    • Bangsa Persia
      Pada masa kepemimpinan Cyrus berdirilah Kerajaan Persia yang berhasil memperluas wilayahnya dengan menaklukkan Babilonia Baru dan daerah Asia Kecil. Raja Cyrus menguasai daerah India bagian barat. Namun, dalam pertempuran melawan bangsa Tura, Raja Cyrus terbunuh. Raja Cyrus kemudian digantikan oleh anaknya yang bernama Cambysses.

      Raja Cambysses berhasil mengembalikan ketentraman di negeri Persia. Bahkan pada tahun 525 SM, Cambysses berhasil memperluas wilayahnya dengan menguasai Mesir. Setelah Raja Cambysses meninggal, ia digantikan oleh Raja Darius. Pada pemerintahan Raja Darius, Kerajaan Persia mencapai masa kejayaan. Pada masa itu istana Persia dibangun dengan indah dan megah di Kota Suza. Istana di Persepolis terkenal karena adanya tangga raksasa untuk masuk menuju istana tersebut. Kerajaan Persia hancur ketika mendapat serangan dari Iskandar Zulkarnaen.

D. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Budaya
Orang – orang Sumeria telah mengenal abjad berupa huruf paku. Huruf – huruf paku ini ditemukan di dalam sebuah prasasti yang berisi hukum dan undang – undang yang berlaku untuk mengatur kehidupan masyarakat. Undang – undang dan peraturan tersebut  dinamakan Undang – Undang Hammurabi (Codex Hammurabi). Tradisi kesusastraan Epik Gilgamesh memuat kisah falsafah dan cara hidup masyarakat Mesopotamia. Gilgamesh dianggap memiliki sifat dua pertiga tuhan, dan satu pertiga manusia. Wajah yang tampan, kekuatan dan keberanian. Ia telah memerintah dan memberikan perlindungan kepada Kota Uruk. Menceritakan juga kehidupan yang kekal dan kesaktian.

Orang – orang Sumeria telah mengenal sistem penanggalan atau kalender untuk mengenal perputaran waktu dan musim. Pengetahuan akan waktu dan musim dapat menentukan saat yang tepat dalam melaksanakan aktivitas kehidupannya, baik untuk bercocok tanam, perdagangan, dan sebagainya. Guna lebih mudah dalam memahami waktu dan musim, mereka membagi waktu kedalam jam, menit, dan detik. Pembagian waktu tersebut dikembangkan ke dalam sistem khusus yaitu penanggalan berupa sistem kalender yaitu 24 jam menjadi 1 hari, 30 hari menjadi 1 bulan dan 12 bulan menjadi 1 tahun.

E. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Religi / Kepercayaan
Perkembangan kepercayaan di Mesopotamia berawal dari kepercayaan bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria memuja dewa – dewa yang menguasai alam, diantaranya Dewa Anu (dewa langit), Dewa Enlil (dewa bumi) dan Dewa Ea (dewa air). Ketiga dewa tersebut merupakan dewa tertinggi di bangsa Sumeria. Bangsa Sumeria juga menyembah Dewa Sin (dewa bulan) Dewa Samas (dewa matahari) dan Dewa Istar (dewa perang dan asmara). Selain itu juga Dewa Tammuz (dewa tumbuhan) untuk memajukan pertanian. Dewa yang dianggap penting dalam kepercayaan bangsa Sumeria adalah Dewa Marduk atau dewa yang terkait dalam terciptanya dunia. Dewa Marduk menjadi lambang usaha bangsa Sumeria didalam menciptakan daerah pertanian.

Kepercayaan bangsa Sumeria berkembang dan dianut oleh masyarakat yang tinggal di wilayah Mesopotamia. Namun, ketika bangsa Persia menguasai wilayah Mesopotamia, berkembanglah ajaran Persia. Kitab Suci Awesta merupakan firman dewa dengan perantara nabi yang diturunkan kepada bangsa Persia. Bangsa Sumeria mempercayai bahwa manusia setelah mati akan hilang. Hal ini dijelaskan dalam cerita Gilgamesh. Cerita Gilgamesh pada hakekatnya mempunyai kesimpulan bahwa hidup abadi di dunia ini tidak ada.

Aspek keagamaan dan kepercayaan masyarakat Mesopotamia dapat dilihat berdasarkan ciri – ciri berikut :

  • Mempercayai banyak tuhan (politheisme)
  • Raja sebagai wakil tuhan
  • Pendeta sebagai ketua upacara keagamaan di Zigurat
  • Tidak mempercayai adanya kehidupan setelah mati namun hanya jatuh ke dalam gua yang penuh debu.
  • Pemerintahan oleh tuhan atau wakil tuhan dengan asas hukum agama dan bersifat ketuhanan / teokrasi

F. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang HANKAM
Sejak awal pemerintahan raja Hammurabi, ia telah memperkenalkan sistem hukuman dalam kehidupan bermasyarakat yang sistem hukumannya didasarkan pada nilai – nilai tradisional. Dengan peraturan seperti itu, masyarakat akan hidup tertib. Dengan diberlakukannya peraturan tersebut, Hammurabi kemudian dianggap sebagai raja yang besar, bijaksana dan termasyur.

Hukum tersebut dicatat dalam prasasti batu dengan tinggi delapan kaki atau 2,5 meter dan ditempatkan di tengah – tengah ibu kota Babilonia. Prasasti ini ditemukan oleh para ahli Prancis di Kota Susa (Persia) pada abad ke 20. Hukum tersebut dinamakan Hukum dan Undang – Undang Hammurabi (Codex Hammurabi) dan merupakan hukum tertulis pertama di dunia. Dalam prasasti tersebut dijelaskan peraturan – peraturan yang menyangkut bidang pertanian, perdagangan, agama, pemerintahan dan kemasyarakatan. Hukum ini terdiri dari 300 pokok undang – undang dimana setiap undang – undang terpampang dengan jelas pelanggaran dan hukumannya. Dalam menjalankan undang – undang, Raja Hammurabi menjalankannya dengan keras dan tegas sehingga tercipta ketertiban dan keamanan.

Undang – Undang Hammurabi dapat dicirikan sebagai berikut :

  • Mengenal Kod Undang – Undang Hammurabi
  • Berteraskan hak rakyat terhadap keadilan
  • Hukuman setimpal dengan kesalahan, hukuman berbeda tiap lapisan masyarakat. 

G. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Kesenian
Peninggalan bangsa Sumeria diantaranya berupa lukisan – lukisan para penguasa yang terlukis dalam peta, kuil – kuil maupun dalam gundukan – gundukan tanah yang tertutup oleh benda – benda yang tidak berharga. Mereka berhasil mengungkap karakteristik kebudayaan bangsa Sumeria dalam bidang arsitektur terletak pada tingkat kerumitannya yang khas. Sebagai contoh bangunan istana para raja (3500 SM) yang dibangun dengan perencanaan yang rumit. Bangunan terebut terdapat tangga besar dan tembok – tembok yang dihiasi relief berupa relief manusia dan binatang. Sebenarnya orang – orang Sumeria lebih familiar dengan bangunan berbentuk kubah, namun karena tidak ada batu besar di Mesopotamia maka bangunan – bangunan seperti itu tidak berkembang. Relief – relief di wilayah Mesopotamia umumnya memuat cerita – cerita dengan bentuk badan manusia ataupun binatang. Relief manusia berbadan kekar adalah relief yang disukai orang – orang Sumeria.

Tradisi kesusastraan Epik Gilgamesh memuat kisah falsafah dan cara hidup masyarakat Mesopotamia. Gilgamesh dianggap memiliki sifat dua pertiga tuhan dan satu pertiga manusia. Memiliki wajah tampan dan keberanian. Ia telah memberikan perlindungan kepada Kota Uruk. Epik Gilgamesh menceritakan kehidupan yang kekal dan kesaktian. Pada bidang arsitektur, orang Sumeria membangun kotanya menurut tata aturan yang terencana. Bangunan orang Sumeria pada umumnya terbuat dari batu bata dan tanah liat. Pengolahan logam kemudian menghasilkan alat – alat seperti cermin, tongkat, kapak dan perlengkapan lain. Mereka juga pandai membuat pakaian, perkakas dari tembikar dan tembaga serta perhiasan dari emas. Mesopotamia pada zaman Babilonia Baru terkenal dengan taman gantung yang selanjutnya menjadi salah satu keajaiban dunia.

H. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Kesenian
Bahasa Aramaik merupakan bahasa yang digunakan oleh bangsa Assyria, Kaldynia, Yahudi dan Syria sejak 900 SM. Istilah Aramaik berasal dari kata Aram, cucu Nabi Nuh dari anak kelimanya, Sam. Makanya, ada yang menyebut bahasa Aram. Bahasa ini pertama kali berkembang di Padan Aram, di wilayah barat daya lembah Mesopotamia, yang dihuni cucu Aram. Dari wilayah  inilah masyarakat Mesopotamia menembus Imperium Assyria dan Babilonia. Bahasa Aramaik terus berkembang menyesuaikan kebudayaan lokal. Idiom yang digunakan bercampur dengan budaya setempat. Begitu pula pada dialog, pengucapan, dan penulisannya yang tak berhenti pada satu pakem. Selama 15 abad, bahasa Aramaik berkembang dan memunculkan dua aliran besar yaitu Aramaik Barat dan Aramaik Timur.

Aramaik Barat bersandar pada dialek Yahudi yang berkembang di wilayah Yerussalem, Talmud dan Talgum. Sedangkan pada bahasa Aramaik Timur berkembang di wilayah Assyria, Kaldynia, Babilonia, dan Mundai. Ada beberapa fase perkembangan bahasa Aramaik, diantaranya, fase keempat berkembang antara abad ke 2 sampai ke 7 yang disebut bahasa Aramaik Mutakir. Dan fase terakhir diyakini sebagai bahasa sehari – hari Yesus selama hidupnya. Fase ini diyakini sebagai fase puncak perkembangan bahasa Aramaik. Bahasa Aramaik menjadi bahasa spiritual dan intelektual orang – orang beragama samawi atau kaum Semit pada saat itu. Sebagaimana bahasa Ibrani, bagi kaum Yahudi dan bahasa Arab bagi penganut Islam : “Tiga bahasa itu menjadi bahasa spiritual tiga agama Semit karena berasal dari rumpun yang sama,” kata Franz Rosenthal, profesor studi bahasa kuno dalam Journal Near Eastern. Jangan heran jika ketiga bahasa tersebut memiliki kemiripan. Huruf dalam bahasa Aramaik dan Ibrani memiliki kesamaan bentuk. Hal serupa berlaku dalam menyambungkan huruf sehingga membentuk kata dengan cara disambungkan antar huruf.

Kata “tidak” dalam bahasa Aramaik disebut “la“, sama persis dengan bahasa Arab. Bahasa Arab banyak kemiripan dengan bahasa Ibrani. Bangsa Arab menyebut orang Israil dengan “bani Israel“, sedangkan Ibarani menyebut dengan “benei Yisra’il“. Dalam perkembangannya, bahasa Aramaik lambat laun dalam penggunaannya mengalami penurunan pada ritual peribadatan yang bersumber dari Kitab Perjanjian Baru yang ditulis dalam bahasa Aramaik. Kini bahasa Aramaik hanya menjadi wilayah kajian peradaban Mediterania. Namun, bukan berarti punah. Bahasa Aramaik ternyata masih digunakan dalam peribadatan 130 tokoh Katholik Maronit di Kormakiti, Siprus. Mereka tetap menggunakan bahasa Aramaik yang digunakan ketika mendaras doa sebagaimana digunakan Yesus semasa hidup. Dialek mereka terperngaruh oleh dialek Arab sehingga Aramaik dari Kormakiti disebut gaya Arab Maronit Siprus.

I. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang IPTEK
Peradaban Mesopotamia berkembang semenjak didiami oleh bangsa Sumeria. Keunggulan – kaunggulan tersebut nampak dalam bidang berikut :

  • Bidang arsitektur bangsa Sumeria memiliki aturan tata kota yang terencana. Bangunannya berupa bangunan berbahan batu dan tanah liat. 
  • Kemampuan mengolah logam berupa cermin, tongkat, kapak, dan perlengkapan senjata. Mereka juga pandai membuat baju, perkakas dari tembikar dan tembaga, serta perhiasan dari emas.
  • Bidang ilmu pengetahuan, Ashurbanipal merupakan pemimpin Assyria yang membangun perpustakaan tertua di dunia. 
  • Pada masa Babilonia (baru) terkenal dengan taman gantung yang selanjutnya menjadi salah satu keajaiban dunia.
  • Munculnya sistem tulisan melahirkan juru tulis, Epik Gilgamesh merupakan hasil dari kesusastraan yang tertua di dunia serta mengandung falsafah dan cara hidup orang Mesopotamia.
  • Perkembangan ilmu astronomi memunculkan ilmu – ilmu yang hingga kini digunakan seperti matematika dan geometri, penggunaan jalan laut, sistem kalender berdasarkan sistem solar dengan sistem 12 bulan dalam satu tahun.
  • Perkembangan ilmu perngobatan dengan berkembangnya 500 jenis obat – obatan termasuk herbal maupun ramuan perobatan serta cara mengobati.

J. Perkembangan Peradaban Mesopotamia di Bidang Politik
Bentuk bangsa di Mesopotamia adalah “Negara Kota” dimana setiap Negara Kota dipimpin oleh seorang raja. Masing – masing raja memiliki otoritas penuh baik sebagai pemimpin politik, supervisior irigasi maupun pemimpin keagamaan. Persatuan hanya diperlukan dalam bidang militer ketika mendapatkan serangan. Namun tak jarang juga terjadi persaingan antar Negara Kota dan bahkan saling menguasai.

K. Hubungan Peradaban Mesopotamia dengan Peradaban / Kerajaan Lain
Kerajaan  Babilonia (+- 1900 SM)
Kerajaan Babilonia didirikan oleh bangsa Amorit. Kata babilonia berasal dari kata babilu yang berarti gerbang menuju Tuhan Babilon terletak +- 97 km di selatan kota Baghdad sekarang, di tepi sungai Eufrat, Irak Selatan. Babilon menjadi ibu kota pemerintahan, perdagangan dan keagamaan. Raja Babilonia yang terbesar adalah Raja Hammurabi (1948-1905 SM). Raja Hammurabi terkenal sebagai pembuat undang – undang yang dianggap berasal dari pemberian Dewa Marduk. Agar rakyat Babilonia dapat membacanya maka dituliskan di tugu batu setinggi 8 kaki yang ditempatkan di tengah ibu kota. Inti dari hukum Hammurabi adalah pembalasan, seperti mata ganti mata, gigi ganti gigi. Dengan demikian maka akan tercipta ketaatan terhadap hukum. Hammurabi meninggal dunia kira – kira 1900 SM. Babilonia ditaklukkan oleh bangsa Hittit yang berasal dari dataran tinggi disebelah utara Mesopotamia. Pada masapemerintahan Hammurabi, kekuasaan Babilonia terbentang dari Teluk Persia hingga wilayah Turki sekarang dan dari Pegunungan Zagros di timur sampai Sungai Khabur di Siria. Namun, sepeninggal Hammurabi wilayah Babilonia terpecah-belah dan akhirnya Babilonia (lama).

Bagikan:

Leave a Comment