Asal usul Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, tidak terlepas dari keberadaan Galangan Kapal di wilayah itu yang konon telah ada sejak zaman Majapahit sampai zaman Jepang. Menjadi sentra perkapalan dan industri maritim di Nusantara membuat Dasun menjadi wilayah yang cukup ramai kala itu. Bahkan ada yang menyebut bahwa Dasun dulu adalah metropolitan menjadi pusat kegiatan ekonomi yang terdapat banyak penduduk dan pekerja galangan kapal.

Banyak sejarawan mengatakan saat galangan kapal Dasun ini beroperasi pernah mempekerjakan sekitar 40.000 karyawan, sungguh betapa ramainya Dasun tempo dulu. Konon penyerangan Kerajaan Demak melawan Portugis di Malaka yang dipimpin oleh Pati Unus diperkirakan menggunakan kapal – kapal buatan Dasun Lasem. Sebegitu pentingnya peran Dasun sebagai bagian dari eksistensi maritim Nusantara adalah salah satu alasan mengapa dokumenter ini dipublikasikan.

Meskipun demikian, masih banyak rahasia kejayaan Dasun tempo dulu yang belum terungkap. Masih dibutuhkan berbagai penelitian arkeologi, sejarah mengenai Dasun tempo dulu dan bagaimana kejelasan mengenai peran Dasun dalam menopang kemaritiman Majapahit. Semakin ramainya Dasun saat itu dengan adanya galangan kapal membuat bermunculnya berbagai kultur budaya yang bahkan sampai sekarang menjadi kultur ikon Lasem. Sebut saja kopi lelet dan Laesan.

Keberadaan kopi lelet Lasem berasal dari sebuah keluarga yang berjualan kopi di sekitar galangan kapal Dasun untuk melayani para pekerja kapal yang kebanyakan laki-laki. Menurut penuturan salah seorang keturunan keluarga tersebut, bahwa kemudian tradisi ngopi sambil melelet rokok dengan ampas kopi lasem menjadi kebiasaan primadona masyarakat Lasem keseluruhan.

Kemudian mengenai Laesan Lasem juga tak lepas dari pekerja galangan kapal yang berhasil menggali kesenian melalui alunan musik yang sederhana dengan penari laes. Mereka, para pekerja galangan kapal menghibur diri menciptakan harmonisasi antara manusia alam dan sang pencipta melalui kesenian laesan. Sekali lagi keberadaan Dasun cukup sentral dalam perkembangan sejarah sosial kebudayaan Lasem bahkan Nusantara, tentu dengan kemunculan berbagai narasi-narasi pendukung. Sampai saat ini menurut salah satu sejarawan Lasem, di Sungai Dasun-Lasem masih tersimpan puluhan bangkai kapal karya galangan kapal Dasun yang melegenda itu.

Kini masyarakat Desa Dasun ingin membangkitkan gairah kemaritiman nusantara melalui perngembangan Wisata Bahari Dasun berbasis konservasi dan edukasi. Konservasi adalah melakukan pelestarian yang kompleks dan bertahap mengenai peninggalan-peninggalan benda bersejarah di Dasun termasuk galangan kapal serta kultur masyarakat bahari yang memuliakan keberadaan sungai, laut dan ekosistem penopangnya. Edukasi adalah proses menstranfer hal-hal pelestarian semua yang ada di Dasun kepada para generasi penerus bangsa yang akan meneruskan estafet kebeharian nusantara.

Video Asal – Usul Desa Dasun

Ditulis oleh Exsan Ali Nugroho

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment