Artikel ini adalah artikel terakhir, atau lebih tepatnya bagian ke lima dari artikel 34 Pakaian Adat Indonesia.

Jika di artikel sebelumnya kita telah membahas beragam jenis pakaian adat dari Provinsi di Pulau Sulawesi, maka di kesempatan artikel kali ini kita akan mengulas tentang pakaian adat dari provinsi-provinsi di Bagian Timur Indonesia.

Pakaian Adat Indonesia

Ya, yang akan kita bahas kali ini adalah pakaian-pakaian dari provinsi Maluku, Maluku Utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua Barat, dan Papua. Semoga dengan disertai gambar, pemaparan dari masing-masing pakaian adat ini dapat semakin mudah dipahami.

 atau lebih tepatnya bagian ke lima dari artikel  34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya - Bagian 5

28. Pakaian Adat Maluku

Nama pakaian adat Maluku adalah baju cele atau kain salele. Baju cele adalah baju sederhana yang mewakili karakteristik adat suku-suku di Kepulauan Maluku.

Baju cele adalah baju berwarna merah terang bermotif garis-garis geometris warna emas atau perak yang dibuat dari kain tebal. Untuk wanita, umumnya baju cele dipadukan dengan kain kebaya atau sarung tenun dengan warna yang sama. Sementara untuk pria, baju cele dibentuk menyerupai jas dan dikenakan bersama kemeja sebagai dalaman dan celana panjang formal berwarna hitam atau putih sebagai bawahannya.

Gambar di samping adalah gambar pasangan yang tengah mengenakan baju cele. Selengkapnya tentang desain dan motif baju adat khas Maluku ini, silakan menuju artikel berikut : Pakaian Adat Maluku.

 atau lebih tepatnya bagian ke lima dari artikel  34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya - Bagian 5

29. Pakaian Adat Maluku Utara

Ada 4 jenis pakaian adat yang akrab dalam kehidupan masyarakat Maluku Utara. Namun, yang paling unik dan dikenal di kancah nasional adalah pakaian adat bernama Manteren Lamo dan Kimun Gia. Pakaian Manteren Lamo digunakan oleh sultan dan sementara pakaian Kimun Gia digunakan oleh permaisuri kerajaan Ternate dan Tidore di masa silam.

Penggunaan pakaian adat Manteren Lamo dan Kimun Gia biasanya dilengkapi dengan beragam pernik yang menunjukan kemewahan, seperti mahkota, konde, gelang, cincin dan aksesoris lainnya yang terbuat dari emas.

Gambar di samping adalah gambar sultan dan permaisuri yang tengah menggunakan pakaian adat tersebut. Selengkapnya tentang desain dan karakteristik dari pakaian ini, silakan menuju link ini.

 atau lebih tepatnya bagian ke lima dari artikel  34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya - Bagian 5

30. Pakaian Adat Bali

Tidak ada nama khusus yang diberikan untuk pakaian adat Bali. Oleh karena itu, ketika banyak orang luar menanyakan tentang hal ini, orang-orang Bali umumnya akan kebingungan. Mereka hanya akan menyebut pakaian yang dikenakannya dengan nama “pakaian adat Bali” seraya menjelaskan nama-nama aksesoris pakaian tersebut dan kegunaannya.

Untuk pakaian adat Bali pria terdiri dari beberapa aksesoris yang di kamen, antaranya ikat kepala (udeng), baju, kampuh (saput), serta selendang pengikat (umpal). Sementara, pakaian adat Bali wanita terdiri atas kebaya, kamen, senteng atau selendang, bulang pasang, sanggul, dan bunga sebagai penghias rambut. Selengkapnya tentang pakaian ini, silakan menuju link berikut : Pakaian Adat Bali.

 atau lebih tepatnya bagian ke lima dari artikel  34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya - Bagian 5

31. Pakaian Adat Nusa Tenggara Barat

Suku Sasak dan Suku Bima adalah dua suku besar yang menjadi mayoritas penduduk Nusa Tenggara Barat. Dalam hal budaya, keduanya memiliki karakteristik yang berbeda, termasuk dalam hal pakaian adat yang dikenakan masyarakatnya.

Adapun bila dikaitkan di kancah nasional, pakaian adat yang sering menjadi ikon dari budaya Nusa Tenggara Barat adalah pakaian bernama Lambung dan Pegon, khas dari Suku Sasak. Lambung digunakan para wanita, sedangkan Pegon untuk para pria. Pakaian adat ini biasa dikenakan dalam perhelatan acara adat, termasuk juga dalam upacara penyambutan tamu, upacara mendakin, dan upacara nyongkol.

Gambar di samping adalah gambar sepasang muda-mudi Sasak yang mengenakan pakaian tersebut. Selengkapnya tentang informasi dari pakaian adat NTT silakan simak di sini.

 atau lebih tepatnya bagian ke lima dari artikel  34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya - Bagian 5

32. Pakaian Adat Nusa Tenggara Timur

Provinsi NTT dihuni oleh 7 suku yaitu suku Rote, suku Helong, suku Sabu, suku Atoni atau Dawan, suku Sumba, suku Manggarai, dan suku Lio. Masing-masing suku ini memiliki pakaian adat yang khas.

Adapun bila dikancah nasional, pakaian adat yang paling di kenal dari budaya masyarakat Provinsi NTT adalah pakaian adat Suku Rote. Pakaian ini begitu dikenal karena desainnya yang sangat estetis, di mana salah satu keunikannya terletak pada desain Ti’i langga.

Ti’i langga adalah sebuah penutup kepala dengan bentuk seperti topi sombrero khas Meksiko yang dibuat dari daun lontar kering. Selain untuk pelengkap penampilan, topi adat suku Rote ini juga dianggap sebagai simbol wibawa dan kepercayaan diri bagi para pria Rote. Selengkapnya tentang pakaian adat NTT bisa Anda baca di link ini.

 atau lebih tepatnya bagian ke lima dari artikel  34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya - Bagian 5

33. Pakaian Adat Papua Barat

Nama pakaian adat Papua Barat adalah pakaian adat Ewer. Pakaian ini murni terbuat dari bahan alami yaitu jerami yang dikeringkan. Dengan kemajuan dan pengaruh modernisasi, pakaian adat ini kemudian dilengkapi dengan kain untuk atasannya. Berikut ini gambar dari pakaian adat Ewer khas masyarakat Papua Barat.

Saat ini, bahan alam berupa jerami atau serat kering hanya digunakan sebagai bawahan rok untuk para perempuan. Rok tersebut dibuat dengan mengambil serat-serat tumbuhan dan merangkainya menggunakan tali di bagian atasnya. Rok ini dibuat dengan 2 lapisan, lapisan dalam sebatas lutut, dan lapisan luarnya lebih pendek.

Untuk menguatkan ikatan rok, digunakan ikat pinggang yang terbuat dari kulit kayu yang diukir sedemikian rupa. Biasanya motif ukiran tersebut tidaklah rumit, yaitu motif kotak dengan susunan yang geometris. Selengkapnya tentag pakaian adat Papua Barat bisa Anda baca di link ini.

 atau lebih tepatnya bagian ke lima dari artikel  34 Pakaian Adat Indonesia : Gambar, Nama, Tabel, dan Penjelasannya - Bagian 5

34. Pakaian Adat Papua

Dalam pemenuhan kebutuhan sandang, hubungan erat antara masyarakat Papua dan alam dapat dilihat dari pakaian adat tradisional yang biasa dikenakan. Pakaian adat Papua dan aksesorisnya secara keseluruhan terbuat dari 100% bahan alami dengan cara pembuatan yang sangat sederhana. Pakaian tersebut bernama koteka dan rok rumbai.

Koteka adalah sebuah penutup kemaluan sekaligus pakaian adat laki-laki Papua. Pakaian ini berbentuk selongsong yang mengerucut ke bagian depannya. Koteka dibuat dari bahan buah labu air tua yang dikeringkan dan bagian dalamnya (biji dan daging buah) dibuang. Selengkapnya tentang pakaian tersebut, silakan menuju link ini.

Nah, demikianlah rangkuman yang dapat kami sampaikan tentang beragam jenis pakaian adat dari provinsi dan suku suku di Indonesia. Semoga bisa menjadi bahan referensi bagi kita untuk semakin mengenal khasanah budaya bangsa. Salam!

Bagikan:

Leave a Comment