Lensa Budaya ~ Hari Valentine dikenal sebagai hari kaih sayang. Muda-mudi yang sedang dimabuk amara aling mengungkapkan perasaannya dan bertukar kado. Hal yang identik di perayaan Valentine yaitu cokelat, lambang hati berwarna pink, dan bunga mawar merah. Tapi dimana ada sebuah peristiwa, niscaya di situ ada timbul pertanyaan. Apakah benar Valentine yaitu hari kasih sayang? Sejak kapan Valentine dirayakan? Bagaimana sejarah hari Valentine itu sendiri?. 



Di google banyak bertebaran sejarah-sejarah Hari Valentine, yang terang telah diberi bumbu-bumbu fanatisme agama. Selain itu, banyak versi lain ihwal sejarah valentine yang sulit dibuktikan kebenarannya. Tapi blog ini mencoba menyajikan beberapa dongeng mengenai sejarah hari Valentine yang banyak dipercayai orang yaitu benar. Berikut ceritanya:

Sejarah Valentine Day Menurut Mitologi Yunani. 

Menurut tarikh kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari yaitu bulan Gamelion, yang dipersembahkan kepada ijab kabul suci Dewa Zeus dan Hera. Di Roma kuno, 15 Februari yaitu hari raya Lupercalia, sebuah perayaan Lupercus, yang kuasa kesuburan, yang dilambangkan sebagai insan setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Sebagai ritual penyucian, para pendeta Lupercus mempersembahkan korban kambing kepada yang kuasa dan kemudian sehabis minum anggur, mereka akan berlari-lari di jalanan kota Roma sambil membawa potongan kulit domba dan menyentuh siapa pun yang mereka jumpai dijalan. banyak perempuan yang menyediakan dirinya untuk disentuh dengan kepercayaan hal itu akan membawa kesuburan bagi mereka. Sebagian mahir sejarah menyampaikan ini sebagai salah satu alasannya cikal bakal hari valentine. 
Festival ini pun berkembang dan penguasa beserta para tokoh agama Romawi mengkombinasikannya dengan nuansa Kristen yang sekaligus menjadi agama kerajaan.  Ada yang menyampaikan bahwa Paus Gelasius I sengaja memutuskan hari valentine untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.  
Seperti halnya asal undangan Perayaan hari Natal dan sejarah hari Raya Paskah dalam agama Kristen,  Festival paganisme Lupercalia pun di ganti menjadi Festival Valentine. Semua hari besar dunia Kristen berasal dari paganisme dan helenisme Yunani. Momentum itu pun menjelma hari Raya bagi seluruh pasangan yang dirayakan di banyak sekali negara jajahan romawi.

Sejarah Hari Valentine Menurut Ensiklopedia Katolik.

 

Menurut Ensiklopedi Katolik, The Catholic Encyclopedia Vol. XV sub judul St. Valentine,  ada 3 nama Valentine yang mati pada 14 Februari, seorang di antaranya dilukiskan sebagai yang mati pada masa Romawi. Namun demikian tidak pernah ada klarifikasi siapa “St. Valentine” yang dimaksud, juga dengan kisahnya yang tidak pernah diketahui ujung-pangkalnya lantaran tiap sumber mengisahkan dongeng yang berbeda. Nama Valentinus diduga dapat merujuk pada tiga martir atau santo (orang suci) yang berbeda yaitu dibawah ini:
  • pastur di Roma berjulukan Valentinus
  • uskup Interamna (modern Terni) berjulukan Valentinus
  • martir di provinsi Romawi Afrika berjulukan Valentinus
Hubungan antara ketiga martir ini dengan hari raya kasih sayang (valentine) tidak jelas. Bahkan Paus Gelasius I, pada tahun 496, menyatakan bahwa bersama-sama tidak ada catatan sejarah tertulis yang diketahui mengenai martir-martir ini. Nyata sekali bahwa ketiga versi nama martir itu hanyalah legenda yang ga jelas.  Namun tanggal 14 Februari ditetapkan sebagai hari raya peringatan santo Valentinus. Ada yang menyampaikan bahwa Paus Gelasius I sengaja memutuskan hal ini untuk mengungguli hari raya Lupercalia yang dirayakan pada tanggal 15 Februari.

Sisa-sisa kerangka yang digali dari makam Santo Hyppolytus, diidentifikasikan sebagai mayit St. Valentinus. Kemudian ditaruh dalam sebuah peti dari emas dan dikirim ke gereja Whitefriar Street Carmelite Church di Dublin, Irlandia. Jenazah ini telah diberikan kepada mereka oleh Paus Gregorius XVI pada tahun 1836.

Banyak wisatawan kini yang berziarah ke gereja ini pada hari Valentine (14 Februari), di mana peti dari emas diarak dalam sebuah prosesi dan dibawa ke sebuah altar tinggi. Pada hari itu dilakukan sebuah misa yang khusus diadakan dan dipersembahkan kepada para muda-mudi dan mereka yang sedang menjalin korelasi cinta.
Hari Raya agama Kristen 14 Februari ini dihapus dari kalender gereja  katolik pada tahun 1969. Ini sebagai bab dari sebuah perjuangan yang lebih luas untuk menghapus santo-santo yang asal-muasalnya gak jelas, mencurigai dan hanya legenda saja. Namun pesta ini masih dirayakan pada paroki-paroki tertentu.
Sejarah Hari Valentine di Inggris dan Perancis.

 

Catatan pertama dihubungkannya hari raya Santo Valentinus dengan cinta romantis yaitu pada era ke-14 di Inggris dan Perancis, di mana dipercayai bahwa 14 Februari yaitu hari ketika burung mencari pasangan untuk kawin. Kepercayaan ini ditulis pada karya sastrawan Inggris Pertengahan berjulukan Geoffrey Chaucer. Ia menulis di dongeng Parlement of Foules (Percakapan Burung-Burung) bahwa:
For this was sent on Seynt Valentyne’s day (Bahwa inilah dikirim pada hari Santo Valentinus) Whan every foul cometh ther to choose his mate (Saat semua burung tiba ke sana untuk menentukan pasangannya)

Pada jaman itu bagi para pencinta sudah lazim untuk saling bertukar catatan pada hari valentine dan memanggil pasangan Valentine mereka. Sebuah kartu Valentine yang berasal dari era ke-14 konon merupakan bab dari koleksi naskah British Library di London.

Kemungkinan besar banyak legenda-legenda mengenai santo Valentinus diciptakan pada jaman ini. Beberapa di antara dongeng itu bercerita bahwa:
  • Sore hari sebelum santo Valentinus akan mati sebagai martir (mati demi keyakinan), ia telah menulis sebuah pernyataan cinta kecil yang diberikannya kepada sipir penjaranya yang tertulis “Dari Valentinusmu”.
  • Ketika serdadu Romawi dihentikan menikah oleh Kaisar Claudius II, santo Valentinus secara rahasia membantu menikahkan mereka diam-diam.
Pada kebanyakan versi legenda-legenda ini, 14 Februari dihubungkan dengan keguguran sebagai martir.

Sejarah valentine day ihwal Kisah Cinta santa Valentine

Valentine yaitu seorang pendeta yang hidup di Roma pada era ke-III.
Ia hidup di kerajaan yang dikala itu dipimpin oleh Kaisar Claudius yang populer kejam.
Ia sangat membenci kaisar tersebut. Claudius berambisi mempunyai pasukan militer yang besar, ia ingin semua laki-laki di kerajaannya bergabung di dalamya.
Namun sayangnya harapan ini tidak didukung. Para laki-laki enggan terlibat dalam peperangan. Karena mereka tak ingin meninggalkan keluarga dan kekasih hatinya. Hal ini menciptakan Claudius marah, beliau segera memerintahkan pejabatnya untuk melaksanakan sebuah inspirasi gila.

Claudius berfikir bahwa jikalau laki-laki tidak menikah, mereka akan bahagia hati bergabung dengan militer. Lalu Claudius menciptakan peratuaran yang melarang adanya pernikahan. Pasangan muda dikala itu menganggap keputusan ini sangat tidak masuk akal. Karenanya St. Valentine menolak untuk melaksanakannya.
St. Valentine tetap melaksanakan tugasnya sebagai pendeta, yaitu menikahkan para pasangan yang tengah jatuh cinta meskipun secara rahasia. Aksi ini kesannya diketahui oleh kaisar yang segera memberinya peringatan, namun ia tidak menggubris dan tetap memberkati ijab kabul dalam sebuah kapel kecil yang hanya diterangi cahaya lilin.

Sampai pada suatu malam, ia ketahuan mengawinkan satu pasangan.
Pasangan pengantin tersebut berhasil melarikan diri, namun nasib sial menimpa pendeta Valentine. Dia ketahuan ga dapat kabur. Ia dijebloskan ke dalam penjara dan divonis eksekusi mati dengan dipenggal kepalanya. Bukannya dihina oleh orang-orang, St. Valentine malah dikunjungi banyak orang yang mendukung aksinya itu. Mereka melemparkan bunga dan pesan berisi proteksi di jendela penjara dimana beliau ditahan.
Salah satu dari orang-orang yang percaya pada cinta kasih itu yaitu putri penjaga penjara sendiri. Sang ayah mengijinkan putrinya untuk mengunjungi St. Valentine. Tak jarang mereka berbicara usang sekali. Gadis itu menumbuhkan kembali semangat sang pendeta. Ia mendukung dan menyetujui  aksi pastur Valentine sebagai hal yang benar.
Pada hari dikala ia dipenggal alias dipancung kepalanya, yakni tanggal 14 Februari 269 Masehi , St. Valentine menyempatkan diri menuliskan sebuah pesan untuk gadis putri sipir penjara tadi, ia menuliskan “Dengan Cinta dari Valentinemu”.

Pesan itulah yang kemudian mengubah segalanya. Kini setiap tanggal 14 Februari orang di banyak sekali belahan dunia merayakannya sebagai hari kasih sayang. Orang-orang Kristen dan katolik di seluruh  merayakan hari itu untuk mengingat Santo Valentine sebagai pejuang cinta, sementara kaisar Claudius dikenang sebagai seseorang yang berusaha mengenyahkan cinta.

Di zaman sekarang, hari valentine di jadikan hari besar di dunia barat. Namun seiring dengan perkembangan zaman dan efek globalisasi. Valentine’s Days juga merambah ke indonesia.  Kartu valentine yang pertama kali dibuat, di produksi massal oleh Esther A Howland sekitar tahun 1847. Setiap negara merayakan hari valentine dengan cara yang berbeda beda. Misalnya saja di Jepang, para gadis akan menciptakan sendiri coklat dan memberikannya pada cowok yang beliau sukai.
Valentine di Masa Sekarang
Hari raya ini kini terutama diasosiasikan dengan para pencinta yang saling bertukaran notisi-notisi dalam bentuk “valentines”. Simbol modern Valentine antara lain termasuk sebuah kartu berbentuk hati dan gambar sebuah Cupido (Inggris: cupid) bersayap. Mulai abad ke-19, tradisi penulisan notisi pernyataan cinta mengawali produksi kartu ucapan secara massal. The Greeting Card Association (Asosiasi Kartu Ucapan AS) memperkirakan bahwa di seluruh dunia sekitar satu miliar kartu valentine dikirimkan per tahun.[1] Hal ini menciptakan hari raya ini merupakan hari raya terbesar kedua sehabis Natal di mana kartu-kartu ucapan dikirimkan. Asosiasi yang sama ini juga memperkirakan bahwa para wanitalah yang membeli kurang lebih 85% dari semua kartu valentine.
Di Amerika Serikat mulai pada paruh kedua abad ke-20, tradisi bertukaran kartu diperluas dan termasuk pula pemberian segala macam hadiah, biasanya oleh laki-laki kepada wanita. Hadiah-hadiahnya biasa berupa bunga mawar dan cokelat. Mulai tahun 1980-an, industri berlian mulai mempromosikan hari Valentine sebagai sebuah kesempatan untuk menunjukkan perhiasan.
Sebuah kencan pada hari Valentine seringkali dianggap bahwa pasangan yang sedang kencan terlibat dalam sebuah korelasi serius. Sebenarnya Valentine itu merupakan hari Percintaan, bukan hanya kepada pacar ataupun kekasih, Valentine merupakan hari terbesar dalam soal Percintaan dan bukan berarti selain valentine tidak mencicipi cinta.
Di Amerika Serikat hari raya ini kemudian diasosiasikan dengan ucapan umum cinta platonik “Happy Valentine’s”, yang dapat diucapkan oleh laki-laki kepada teman perempuan mereka ataupun teman laki-laki kepada teman prianya dan teman perempuan kepada teman wanitanya.

Bagikan:

Tags:

Leave a Comment