Sebelumnya Lensa Budaya telah membahas Tentang Kebudayaan Nusa Tenggara Timur, sekarang membahas tentang alat musik tradisional NTT. Nusa Tenggara Timur atau yang biasa disingkat NTT ialah sebuah provinsi yang dikenal sangat kaya akan budaya dan tradisi unik. Salah satu hal yang membuktikan hal tersebut contohnya sanggup kita lihat dengan adanya alat musik Sasando yang begitu populer bahkan hingga ke mancanegara.

Alat musik tradisional NTT tersebut menggambarkan perihal citarasa seni yang tinggi dari masyarakat suku-suku yang ada di provinsi ini mirip suku Atoni, suku Manggarai, suku Sumba, suku Lamaholot, suku Belu, suku Rote, dan suku Lio.

Alat Musik Tradisional NTT

Nah, ternyata selain Sasando khas suku Rote, Nusa Tenggara Timur juga mempunyai beberapa alat musik lain yang tak kalah unik untuk diungkap? Apa sajakah alat musik tersebut? Berikut ulasannya secara lengkap mulai dari gambar, cara memainkan, dan penjelasannya

Alat Musik Sasando
Yang pertama ialah Sasando atau yang biasa kita kenal dengan nama panjang Sasando Rote. Sesuai namanya, alat musik tradisional NTT ini berasal dari pulau Rote. Sasando terbilang jenis alat musik yang sangat unik. Karena keunikannya, dia bahkan sempat menjadi gambar utama dalam latar mata uang kepingan Rp. 5000.
Sasando terdiri 2 bab utama, yaitu bab yang terbuat dari bambu dan bab yang terbuat dari daun lontar. Bagian yang terbuat dari bambu ialah kawasan melekatnya dawai-dawai sasando yang banyaknya 28 dawai (sasando Engkel),  56 dawai (sasando Dobel), atau 84 dawai. Dawai-dawai tersebu dipasang melingkar bambu dengan panjang yang beragam.
Untuk menguatkan bunyi yang dihasilkan dari petikan dawai, lengkungan dari daun lontar yang rapat dipasang di bab belakangnya dan diikat agar menyatu dengan bab bambu. Adanya lengkungan daun lontar inilah yang menciptakan sasando begitu unik.
Meski terbilang sangat etnik dan mempunyai nilai artistik yang tinggi, ketika ini sudah mulai jarang orang yang menguasai dan sanggup memainkan sasando. Oleh karenanya, kalau kebetulan Anda ialah orang NTT maka selayaknya Anda sanggup mulai berguru memainkan instrumen ini dan memperkenalkannya pada orang-orang di sekitar Anda.
Alat Musik Heo
Selain sasando, masyarakat NTT juga mengenal beberapa jenis alat musik tradisional lainnya, contohnya Heo. Apakah Heo itu? Heo ialah alat musik gesek yang dibentuk dari papan dengan alat gesek dari rangkaian ekor kuda. Heo mempunyai 4 buah dawai dengan nada-nada dasar yang berbeda. Cara memainkan heo persis sama mirip cara memainkan biola pada umumnya.
Alat Musik Foy Doa
Foy Doa ialah alat musik tradisional NTT yang berasal dari kebudayaan masyarakat Flores. Berdasarkan asal katanya, Foy Doa berarti suling ganda. Instrumen ini memang tersusun 2 atau lebih suling yang dimainkan secara bersama-sama. Foy doa dimainkan umumnya mengiringi syair atau nyanyian petuah yang disampaikan orang-orang renta sebagai nasihat bagi anak-anaknya. Dengan nada-nada tunggal yang teralun dari foy doa, nasihat yang diterima akan dirasa lebih berkesan.
Alat Musik Foy Pai
Sama mirip foy doa, foy pai juga termasuk jenis alat musik tiup. Foy pai berupa suling bambu dengan bentuk ibarat angka 4. Alat musik ini menghasilkan nada-nada dasar antara lain Do, Re, Mi, Fa, dan Sol. Biasanya dia dimainkan untuk melengkapi permainan foy doa.
Alat Musik Knobe Khabetas
Ini ialah alat musik tradisional NTT yang dipercaya telah ada semenjak zaman batu. Bentuknya mirip busur panah, yaitu berupa lengkungan bambu yang diikat dengan tali yang tipis tapi lebar. Cara memainkannya cukup mudah, yaitu dengan mendekatkan tali ke ekspresi dan meniupnya. Instrumen ini dulu sering dibawa sebagai hiburan di sawah ketika seseorang menunggu tanaman kebunnya dari serangan hama.
Alat Musik Knobe Oh
Knobe oh dimainkan dengan cara yang sama dengan knobe khabetas. Hanya saja, instrumen ini mempunyai bentuk yang berbeda. Knobe oh dibentuk dengan mengerat bab tengah pada sebuah bilah bambu sepanjang 12,5 cm. Pada tengah keratan tersebut disisakan kulit ari dari bambu yang berfungsi sebagai resonator ketika ditiup

Alat Musik Prere

Selanjutnya ialah alat musik prere. Sesuai namanya, alat musik ini hanya menghasilkan nada Do dan Re ketika ditiup. Ukurannya pendek seukuran pensil dan terbuat dari ruas bambu kecil. Pada bab dalam rongganya diberi suatu membran yang bergetar ketika ditiup sehingga sanggup menghasilkan suara. Suara yang keluar diperbesar dengan komplemen adanya daun pandan di bab ujungnya.
Alat Musik Leko Boko
Instrumen ini juga biasa disebut Bijol. Ia ialah sebuah alat musik tradisional NTT yang terbuat dari labu hutan sebagai resonator, kayu sebagai tangkai, dan usus kuskus untuk dawainya. Leko boko dimainkan dengan cara digesek mirip halnya cara memainkan alat musik Heo.

Bagikan:

Leave a Comment