Lensa Budaya ~ Selain Lenong, masih ada lagi budaya di Indonesia yang mengusung tema drama disertai dengan musik. Lenong yang notabene berbahasa Betawi sebab berasal dari kota Jakarta, yang satu ini yaitu pertunjukan dengan memakai bahasa Jawa.

Ketoprak. Ya, banyak yang mengenal ketoprak yaitu makanan khas dari Jakarta yang isinya yaitu ketupat / lontong, dengan bumbu kacang, tauge dan bihun. Namun bukan ketoprak itu yang akan dibahas disini.

Awal lahirnya ketoprak

Ada beberapa versi dari awal mula adanya ketoprak.  Ada yang menyampaikan bahwa Ketoprak berasal dari Solo, ada pula yang menyampaikan bahwa ketoprak lahir di kota Yogyakarta.

Nama ketoprak pun ada aneka macam versi mengenai awal mulanya nama ketoprak. Ada sejarah yang menyampaikan bahwa istilah ketoprak diambil dari bunyi pukulan (kethok) yang menghasilkan bunyi prak prak prak yang berirama hingga disebut ketoprak, namun ada juga yang menyampaikan bahwa nama ketoprak berasal dari iringan musiknya yang berbunyi “prak” dari alat musik yang berjulukan tiprak. Dari situlah dihasilkan nama Ketoprak.

Awal mula pementasan ketoprak yaitu kebiasaan menampilkan drama yang diiringi dengan nyanyi-nyanyian. Ketoprak dipandang sebelah mata ketika dahulu sebab ceritanya berkisah mengenai sejarah-sejarah dan legenda-legenda kerajaan pada masa lalu. Skenario yang ditampilkan dalam ketoprak lebih banyak improvisasi dan kreatifitas tidak menyerupai pada jaman itu yang skenario nya benar-benar disusun dengan raoih. Oleh karenanya, ketoprak hanya dinikmati oleh kalangan kalangan rendah dengan memberikan tema- tema yang relevan dengan kehidupan sehari-hari dan dikemas dengan dongeng yang lucu.

Ciri khas dari ketoprak yaitu penggunaan bahasa Jawa. Dalam pementasan memakai bahasa Jawa, terdapat tiga tingkatan yaitu Jawa ngoko (biasa), krama dan krama inggil.

Peran dan Fungsi Ketoprak

Ternyata selain untuk hiburan, ketoprak juga mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
Sebagai ritual atau upacara. Pada mulanya, ketoprak biasa disajikan untuk keperluan ritual-ritual tertentu. Seni yang dimunculkan biasanya dianalogikan dalam suatu gerak atau tindakan-tindakan tertentu dalam suatu upacara ritual. Jika pementasan ketoprak untuk sebuah pementasan ritual, biasanya sebelum disajikan, harus ada beberapa sesaji yang disediakan biar program berjalan dengan lancar.

Sebagai sarana pendidikan. Dalam pementasan ketoprak untuk hiburan, sering diselipkan beberapa hal yang mendidik. Baik mendidik secara agama, moral ataupun budaya. Di tangan sutradara, dongeng yang lucu juga harus menjadi sarana pendidikan bagi siapa saja yang menonton pertunjukan tersebut.

Sebagai sarana kritik sosial. Selain menyelipkan mengenai pendidikan, ketoprak juga sering menyelipkan sindiran-sindiran yang berbau kritik sosial. Contohnya jangan menjadi orang sombong, jangan menjadi orang yang gampang marah. Kritik ini disampaikan dengan gaya yang lucu sehingga orang tidak gampang tersinggung dan mendapatkan masukan tersebut dengan baik.

Perkembangan Ketoprak

Seiring berjalan nya waktu, ketoprak banyak disajikan secara umum, bukan lagi hanya untuk hiburan masyarakat kelas rendah. Di Indonesia, bahkan sudah ada program tersendiri untuk melestarikan budaya ketoprak, yaitu Ketoprak Humor.

Ketoprak Humor yaitu serial televisi yang sangat mengusung kebudayaan ketoprak. Dengan semua lakon, musik, latar, bahasa, dongeng yang sesuai dengan konsep ketoprak pada mulanya namun dengan sentuhan modern yang mengikuti jaman nya pada masa itu.

Ketoprak Humor sukses membawa nama kesenian ketoprak ke dunia Nasional di Indonesia. Serial yang ditayangkan oleh RCTI pada masa itu menciptakan nama ketoprak menjadi hiburan yang di tunggu tunggu. Serial ini juga membawa nama Topan, Tessy dan artis-artis lain memuncak hingga dikala ini.

Namun sayang, beberapa konflik internal balasannya membawa serial ini ke jurang kehancuran. Sekarang sudah tidak ada lagi serial ketoprak humor yang balasannya menciptakan anak muda jaman kini kurang mengenai pengetahuan mengenai budaya kita sendiri.

Bagikan:

Leave a Comment