Lensa Budaya ~ Pasar biasanya dipakai sebagai daerah jual beli bahan-bahan pokok menyerupai halnya telur, tepung, beras, minyak dan bahan-bahan pokok lainnya. Pasar-pasar yang akan dibahas dalam artikel menjual aneka macam macam produk yang tidak biasa. Agar tidak ingin tau terlalu jauh, mari kita telusuri lebih lanjut perihal pasar-pasar unik yang ada di Indonesia.
1. Pasar Tomohon berlokasi di Manado
Popularitas Pasar Tomohon ini tidak hanya tersiar di Indonesia saja melainkan hampir di beberapa negara di dunia. Pasalnya, pasar ini tidak menjual bahan-bahan kebutuhan pokok menyerupai biasanya melainkan menjual daging-daging binatang yang tidak biasa menyerupai kucing, tikus, anjing, ular piton dan kera. 
Bagi kita mungkin terdengar sangat ekstrim dan menjijikkan ya! Tapi, pada kenyataannya masyarakat Manado memang mengonsumsi hewan-hewan ini. Yang lebih mengejutkannya lagi bila kita berkunjung ke pasar ini pukul lima hingga empat pagi, maka kita akan menyaksikan hewan-hewan tersebut dijual dalam keadaan segar dalam genangan darah. Dibutuhkan mental yang berpengaruh dikala kita hendak tiba ke pasar ini supaya tidak hingga mual-mual.
2. Pasar Bolu berlokasi di Toraja
Eits, tunggu! Jangan berpikiran kalau pasar ini menjual aneka macam macam makanan ringan anggun bolu. Anda salah besar. Pasar Bolu ini tidak menjual makanan ringan anggun bolu melainkan menjual kerbau dengan harga yang selangit. Biasanya kerbau yang bewarna belang dijual dengan harga yang sangat tinggi  yaitu dapat mencapai Rp 200 juta-an.
Waduh, mending beli rumah aja ya kalau punya uang segitu banyaknya! Pasar ini tidak buka setiap hari sebab hanya beroperasi selama enam hari sekali saja. Pasar ini juga menduduki pasar kerbau terbesar di dunia.
3. Pasar Bisu berlokasi di Sumatra Barat
Di dalam pasar ini acara penjual dan pembeli mau tidak mau harus mengetahui isi hati masing-masing dalam berkomunikasi. Maksud cara berkomunikasi dalam hal ini bukan berarti berkomunikasi dengan ilmu telepati melainkan bahasa isyarat. Bahasa aba-aba dalam berkomunikasi ini biasa disebut dengan tradisi Marosok. Jika hendak membeli, kita tidak perlu mengeluarkan bunyi untuk menanyakan berapa harga barang. 
Kita hanya cukup memakai jari-jari kita sebagai bahasa aba-aba untuk melaksanakan penawaran harga. Penjual juga akan menawarkan penawaran dengan cara memakai bahasa aba-aba dengan jari. Tujuan mereka melaksanakan transaksi dengan cara diam dilakukan supaya proses tawar menawar tidak diketahui oleh pedagang lain. Wah, tampaknya kita butuh guide yang sudah terbiasa berkunjung ke pasar ini bila kita gres berkunjung ke Pasar Bisu. Alasannya, kita belum terbiasa dengan bahasa aba-aba mereka. 
4. Pasar 46 yang berlokasi di Jambi
Pasar 46 yang beroperasi di Jambi ini mempunyai arti bahwa pasar ini hanya buka jam empat hingga jam enam sore. Pasar ini hanya beroperasi selama dua jam saja. Benar-benar singkat ya! Pasar yang berlokasi di Jalan Baru – kabupaten Muaro Jambi lebih tepatnya di perbatasan Kota jambi ini menjual aneka macam bahan-bahan pokok kehidupan sehari-hari. 
Sebagian pembeli memang merupakan karyawan yang gres saja pulang kerja dan hendak membeli makanan yang kondisinya masih segar. Mungkin tujuan sasaran pasarnya hanya para karyawan saja ya! Hehe..
5. Pasar Kaget di tengah Hutan yang berlokasi di Wamena
Pasar kaget biasanya beroperasi di jalan, alun-alun atau taman kota. Tapi, tidak dengan pasar kaget yang ada di Wamena-Papua. Pasalnya, pasar ini tiba-tiba saja beroperasi di tengah hutan. Unik ya! Barang-barang yang dijual ini terdiri dari barang-barang kerajinan khas Papua seprti koteka, tombak hingga kalung. 
Harga barang yang dijual pun juga majemuk ialah mulai dua ratus ribu hingga empat ratus ribu rupiah. Uniknya, biasanya Suku Dani yang nyentrik-nyentrik juga menjual pakaian keren buatan mereka sendiri. Wah, jadi ingin beli kerajinan khas Papua disana ya teman-teman!
Ternyata penjual-penjual yang ada di pasar-pasar tersebut punya cara menjual yang kreatif. Tapi perlu diingat bahwa contohlah kreatifitas yang postif ya!

Bagikan:

Leave a Comment