Upacara Adat Jawa

Lensa Budaya – Suku Jawa memang luar biasa dengan kekayaan budaya dan tradisi yang mereka miliki. Mereka tidak hanya menghadirkan jumlah populasi yang besar di Indonesia, tetapi juga memberikan sentuhan ramah dan hangat dalam interaksi sehari-hari.

Dari Sabang sampai Merauke, jejak keberadaan orang Jawa selalu terasa, mulai dari keindahan seni tari, harmoni musik, hingga keanggunan rumah adat yang menjadi ciri khas nan menawan.

Mari kita jatuh cinta lebih dalam pada keunikan upacara adat Jawa, yang dalam bahasa lokalnya sering disebut sebagai upacara susila.

Ritual ini bukan hanya sekadar tradisi turun-temurun, tetapi juga sebuah persembahan rasa hormat kepada leluhur dan nilai-nilai yang diwariskan secara turun-temurun.

Di tanah airnya sendiri, Jawa, terdapat berbagai macam upacara susila yang menggambarkan kekayaan budaya yang patut dijaga dan dilestarikan.

1. Upacara Kenduren

Kenduren atau selametan menjadi salah satu upacara susila Jawa yang paling dikenal. Upacara ini dilakukan secara turun-temurun sebagai bentuk peringatan dan doa bersama yang dipimpin oleh tokoh agama atau sesepuh adat.

Seiring dengan perkembangan zaman, upacara ini mengalami transformasi yang memengaruhi unsur-unsur seperti doa, sesaji, dan persembahan yang disesuaikan dengan budaya lokal.

Jenis-jenis kenduren antara lain:

  • Kenduren wetonan (wedalan): Upacara yang dilakukan pada hari lahir seseorang untuk memanjatkan doa panjang umur.
  • Kenduren sabanan (munggahan): Upacara untuk menaikan leluhur sebelum memasuki bulan puasa.
  • Kenduren likuran: Upacara pada tanggal 21 bulan ampunan untuk memperingati turunnya Al-Qur’an atau Nujulul Quran.
  • Kenduren ba’dan: Upacara pada Hari Raya Idul Fitri untuk menurunkan arwah leluhur ke daerah peristirahatannya.
  • Kenduren ujar: Upacara untuk berbagai hajatan seperti ketika berkirim doa pada arwah leluhur, khitanan, dan pernikahan.
  • Kenduren muludan: Upacara setiap tanggal 12 bulan Maulud untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

Kebudayaan Maluku, Rumah adat, Pakaian Adat, tarian

2. Upacara Grebeg

Tradisi Grebeg jawa
IMG SRC: Travel Kompas

Kaya akan Budaya, Sehingga tidak hanya satu saja budaya di jawa. Jadi, Selain kenduren, upacara Grebeg juga menjadi bagian tak terpisahkan dari tradisi Jawa. Digelar sebanyak 3 kali setahun, Grebeg adalah wujud syukur kerajaan terhadap karunia Tuhan yang diberikan kepada seluruh rakyatnya.

3. Upacara Sekaten

Sekaten merupakan perayaan tujuh hari sebagai bentuk penghormatan pada kelahiran Nabi Muhammad. Kata “Sekaten” sendiri berasal dari istilah Syahadatain dalam Islam yang mengandung makna kalimat tauhid.

4. Upacara Ruwatan

Apa Itu ruwatan
IMG SRC: Kompasiana

Upacara ruwatan merupakan ritual untuk menyucikan seseorang dari segala kesialan dan menawarkan keselamatan dalam menjalani kehidupan. Contohnya adalah upacara ruwatan di Dataran Tinggi Dieng yang melibatkan anak-anak yang dianggap sebagai keturunan buto atau raksasa.

5. Upacara Perkawinan Tradisional Jawa

Perkawinan dalam budaya Jawa juga memiliki ritual yang unik dan sakral, melalui tahapan-tahapan yang sarat dengan makna dan nilai-nilai adat.

6. Upacara Tedak Siten

Upacara ini diadakan bagi bayi usia 8 bulan sebagai ungkapan rasa syukur orang tua atas kesehatan anaknya yang sudah mulai bisa berjalan.

7. Upacara Tingkepan

Ritual ini dilakukan saat seorang perempuan hamil 7 bulan sebagai bentuk doa dan harapan agar proses persalinan berjalan dengan lancar.

8. Upacara Kebo Keboan

Masyarakat Jawa petani memiliki upacara khusus untuk menolak bala dan menghasilkan panen yang baik.

9. Upacara Larung Sesaji

Upacara ini dilakukan sebagai ungkapan syukur atas hasil tangkapan ikan dan permohonan keselamatan bagi para nelayan.

Kebudayaan Bangka Belitung, Rumah adat, pakaian, Makanan, Alat Musik, Tarian

Demikianlah kesembilan upacara susila Jawa yang masih terus lestari hingga saat ini. Apakah kamu juga merasa terpukau dengan kekayaan budaya yang dimiliki suku Jawa? Bagikan pendapatmu melalui kolom komentar!

Bagikan:

Leave a Comment