Sudah sepaputnya kita bangga menjadi warga Indonesia karena memiliki beragam budaya, suku dan agama yang tidak dimiliki oleh negara lain.  Jika kita membahas soal budaya Indonesia tidak akan pernah habisnya, salah satunya adalah seni tari. 

Pada artikel ini kita akan mengenal Serimpi, tarian keraton Jawa Tengah yang patut kamu simak.

Untuk mengenal Serimpi, tarian keraton Jawa Tengah ini kita perlu mengetahui sejarahnya dulu. Kata “Serimpi” atau “Impi” berasal dari bahasa Jawa yang berarti “Mimpi”. Menurut sejarawan dan seniman kata tersebut menggambarkan bahwa ketika kita melihat penampilan tari Serimpi ini dan mendengarkan alunan suara gending Jawa pengirngnya,  maka rasanya akan seperti di alam mimpi. Nama Serimpi sendiri juga melambangkan 4 unsur, yaitu api (gramma), udara (angin), air (toya), dan tanah (bumi) yang ada di dalam kehidupan kita.

Tari Serimpi sudah ada dan berkembang pada masa kerajaan Mataram yang pada saat itu di pimpin oleh Sultan Agung. Ketika tarian ini akan ditampilkan biasanya para penari akan dipilih langsung oleh keluarga Kerajaan untuk membawakannya pada suatu acara. Dahulu tarian ini hanya akan ditampilkan saat ada acara peringatan kenaikan takhta Sultan atau acara kenegaraan saja selain itu konon tari Serimpi ini awalnya mengandung hal-hal mistis.

Tari Serimpi ini sarat akan maknanya yang mengandung kelemah lembutan dan kesopanan yang tinggi. Namun, tarian ini mulai mengalami perubahan pada gerakannya saat Kerajaan Mataram terpecah menjadi Kesultanan Surakarta da Kesultanan Yogyakarta. Saat ini tarian Serimpi sering kali ditampilkan pada acara budaya dan u.ntuk menyambut tamu.

Mengenal Serimpi, tarian keraton Jawa Tengah selanjutnya yaitu mengenai jenis tari Serimpi yang telah berkembang dari masa ke masa, antara lain :

1. Tari Serimpi Anglirmendhung

Pada awalnya tari Serimpi Anglirmendhung ini dibawakan oleh tujuh orang penari saja. Namun, menyesuaikan perkembangan pada saat itu tarian tersebut dibawakan oleh empat penari. Tarian digubah oleh K.G.P.A.A Mangkunegara I.

2. Tari Serimpi Ludira Madu

Tarian ini dibawakan oleh empat orang penari. Tarian ini diciptakan oleh Pakubowono V untuk mengenang ibunya yang telah meninggal dunia.

3. Tari Serimpi Sangupati

Tarian Serimpi Sangupati ini menggambarkan tentang bagaimana mengendalikan hawa nasfu dan diciptakan oleh Pakubuwono IX.

4. Tari Serimpi Renggawati

Tari yang diciptakan oleh Sultan Hamengkubuwono V ini berkisah tentang Angling Darmo dengan penari sebanyak 5 orang.

5. Tari Serimpi China

Meskipun tarian ini sangat lekat dengan unsur dari Keraton Yogyakarta uniknya para penari disini menggunakan busana dengan motif ala China.

6. Tari Serimpi Pistol

Tarian ini menggunakan pistol sebagai propertinya. Selain itu tarian ini pertama kali diciptakan oleh Hamengkubuwono VII.

7. Tari Serimpi Padhelori

Diciptakan oleh Sultan Hamengkubowono VI dan VII tarian yang satu ini menggunakan cundrik dan pistol sebagai properti sang penari.

8. Tari Serimpi Pramugari

Tarian yang menggunakan gending pramugari sebagai pengiringnya ini diciptakan oleh Sultan Hamengkubowono VII.

9. Tari Serimpi Merak Kasimpir

Sesuai dengan namanya tarian ini menggunakan iringan gending merak kasimpir serta penciptanya adalah Hamengkubowon VII.

Jika kita membahas soal tari memang tak lengkap rasanya kalau tidak menilik kostum yang dipakai para penarinya. Tari Serimpi sendiri memiliki kostum yang khas yaitu dengan memakai baju tanpa lengan dengan warna cerah dan juga memakai kain jarik.

Namun, pada zaman dahulu penari tari Serimpi ini mengenakan pakaian yang menyerupai pakaian adat pengantin wanita dari Yogyakarta. Para penari ini juga memakai gelungan rambut dan hiasan kepala burung kasuari serta bunga. Selain itu penari menggunakan berbagai aksesoris seperti selendang, kalung, anting, gelang, keris bahkan pistol untuk melengkapi penampilan sang penari.

Tidak cukup hanya melihatnya saja kita juga perlu mengenal Serimpi, tarian keraton Jawa Tengah dan melestarikannya. Demikian artikel mengenal Serimpi, tarian keraton Jawa Tengah, semoga bermanfaat untuk kita semua. Salam budaya.

Bagikan:

Leave a Comment